Desa Klumpu dan Bunga Mekar di Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali menjadi sentra penghasil buah jambu mete sudah sejak dahulu. Dalam setahun, para petani jambu mete di dua desa itu mampu panen hingga 150 ton biji mete yang belum dikupas.
Namun hanya 10 persen yang mampu diserap para pelaku usaha mikro di Nusa Penida. Sisanya dipasarkan secara mentah ke pengepul yang menjualnya hingga ke luar negeri untuk diolah. Penjualan secara gelondong itu pun belum memberikan nilai berarti bagi petani.
Made Redita, pemilik salah satu usaha pengolahan biji mete di Nusa Penida mengaku untuk bisa mendapatkan 1 kilogram kacang mete, dibutuhkan 1 kilogram biji yang dijual gelondongan senilai Rp 20 ribu per kilogram.
"Sebetulnya Nusa Penida ini punya potensi luar biasa terkait mete ini. Tapi di lapangan, produk olahan maupun yang mentahan masih kalah dengan produk luar. Serapan di retail untuk yang sudah siap santap juga tidak banyak," ungkap Redita, Sabtu (26/11/2022).
Ia mengakui Klungkung sebetulnya mampu menyamai sentra produksi mete di wilayah Kecamatan Kubu, Karangasem yang sudah dapat tempat di pasar nasional. Ada empat pelaku UMKM yang serius mengolah mete di Nusa Penida. Sayangnya pemasaran masih berkutat di pasar lokal.
"Kendalanya sebetulnya dari sisi pemasaran saja. Sebagian besar bergerak sendiri. Kalau pemasaran sudah aman, muncul masalah klasik ya di permodalan. Begitu terus. Untuk urusan pengolahan sudah tidak ada masalah," katanya.
Kata Redita, harga jual biji mete mentah di Jawa yang lebih murah juga menggeser hasil panen petani lokal Bali. Masalah ini yang membuat bahan baku dari Bali tidak bisa masuk industri pengolahan besar di Jawa hingga luar negeri sebab petani tidak mampu lagi menjual mete dengan nilai lebih rendah.
Redita dan kawan-kawan kelompok usaha lainnya pun memilih bertahan di produksi olahan mete. Harapannya agar produk petani jambu mete di Nusa Penida dapat terserap meski perlahan.
Pria asli Desa Klumpu ini memulai usaha olahan mete sejak 2000-an. Sejak awal hingga kini, produksi dilakukan dengan sederhana mulai proses pemisahan, pengupasan, pengeringan, sortir, peracikan bumbu hingga pengemasan dilakukan sendiri bersama beberapa pekerja.
Petani mengumpulkan kacang mete dengan memisahkannya dari buah yang telah jatuh. Kacang mete yang masih mentah berwarna putih, dalam waktu tiga bulan, antara September hingga November sudah bisa panen.
Pemilik brand "Wahyu Rasa" ini menjual produknya sesuai kemasan, antara Rp 30-50 ribu per kemasan. Produk sudah merambah wilayah Denpasar, dan pasar lokal seputar Klungkung daratan.
Simak Video "Momen Kepanikan Puluhan Turis saat Jembatan Dermaga Nusa Penida Ambruk"
[Gambas:Video 20detik]
(nor/hsa)