Tahura Ngurah Rai Bali Jadi Pusat Pengembangan Bibit-Benih Mangrove

Tahura Ngurah Rai Bali Jadi Pusat Pengembangan Bibit-Benih Mangrove

I Wayan Sui Suadnyana - detikBali
Minggu, 04 Des 2022 21:54 WIB
Pekerja menyelesaikan instalasi pendukung di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Denpasar, Bali, Rabu (9/11/2022). Hutan bakau tersebut rencananya akan menjadi salah satu tempat yang dikunjungi oleh para kepala negara / kepala pemerintahan dan pimpinan lembaga peserta KTT G20 pada 16 November.
Tahura Ngurah Rai. Foto: Antara Foto/Zabur Karuru
Denpasar - Kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Bali menjadi pusat unggulan atau center of excellence dalam pengembangan benih dan bibit mangrove. Hal itu dilakukan guna menjawab komitmen Indonesia dalam melakukan rehabilitasi mangrove di Indonesia.

Kepala Biro Komunikasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Andreas Dipi Patria mengatakan, pusat pembenihan dan pembibitan mangrove telah ditunjukkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke berbagai kepala negara saat G20.


"Kalau kita ingin merehabilitasi kawasan artinya dengan menanam kembali, pernyataannya benih dan bibitnya dari mana? Nah Indonesia menunjukkan bahwa mangrove Tahura itu adalah center of excellence-nya untuk menghasilkan benih dan bibit mangrove yang berkualitas," kata Andreas.

Hal itu diungkapkan Andreas saat agenda media briefing The Archipelagic and Island States (AIS) Forum di Bali International Convention Center (BICC), kawasan The Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali Minggu (4/12/2022).

Mangrove di Tahura Ngurah Rai, kata Andreas, dijadikan center of excellence pembibitan agar bisa menghasilkan sekian ribu benih dan bibit sekaligus dalam satu tahun. Benih dan bibit mangrove itu nantinya akan ditanamkan ke lahan sekian ratus hektar dalam program rehabilitasi mangrove di Indonesia.

"Sehingga target misalnya rehabilitasi sekian ribu hektar bisa tercapai dalam waktu yang cepat dan seterusnya. Nah itu dunia akui, sehingga secara simbolik ingin menunjukkan komitmennya sehingga masing-masing kepala negara ikut menanam mangrove (saat G20)," jelasnya.

Andreas mengungkapkan, mangrove memang sebagai salah satu resources penting yang ada di Indonesia. Bahkan Indonesia mempunyai ekosistem mangrove terbesar di dunia mencapai 3,25 juta hektare.

Karena itu Indonesia ingin menunjukkan komitmennya kepada negara-negara G20 dan organisasi internasional dalam tata kelola mangrove. Hal itulah yang mendorong Presiden Jokowi mengajak para kepala negara menanam mangrove di Tahura Ngurah Rai.

"Kemarin di G20 akhirnya kepala negara itu secara simbolik ikut menanam pohon mangrove. Itu bukan tidak arti apa-apa, itu berarti sangat besar sekali," tuturnya.

Menurut Andreas, komitmen Indonesia dalam tata kelola mangrove bukan tanpa alasan. Sebab mangrove diyakini sebagai salah satu ekosistem beberapa kali lebih cepat untuk mengurangi emisi karbon di dunia.

"Jadi green development itu bisa tercermin dari aksi Indonesia menargetkan untuk merestorasi ekosistem mangrove," ungkapnya.


(nor/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads