Ziarah Keluarga Pejuang Warnai Peringatan Puputan Margarana 2022

Tabanan

Ziarah Keluarga Pejuang Warnai Peringatan Puputan Margarana 2022

Chairul Amri Simabur - detikBali
Minggu, 20 Nov 2022 22:15 WIB
Keluarga salah satu mendiang pejuang pada masa Revolusi Fisik 1946-1949 di Bali melakukan ziarah di Taman Pujaan Bangsa Margarana, Tabanan, Bali, Minggu (20/11/2022). (Istimewa)
Keluarga salah satu mendiang pejuang pada masa Revolusi Fisik 1946-1949 di Bali melakukan ziarah di Taman Pujaan Bangsa Margarana, Tabanan, Bali, Minggu (20/11/2022). (Istimewa)
Tabanan -

Peringatan Hari Puputan Margarana kembali digelar pada Minggu (20/11/2022). Dua tahun terakhir, peringatan pertempuran pasukan pimpinan Kolonel I Gusti Ngurah Rai dengan tentara NICA itu dilaksanakan secara terbatas karena pagebluk COVID-19.

Sebagaimana tahun-tahun terdahulu, momen peringatan tahun ini dipusatkan di Taman Pujaan Bangsa Margarana. Tampak para keluarga pejuang yang gugur dalam peristiwa Puputan Margarana pada 20 November 1949 berdatangan untuk ziarah.

"Sebetulnya tiap tahun ada. Cuma sejak dua kali peringatan sebelumnya dilaksanakan dengan skala kecil. Karena harus menerapkan protokol kesehatan," jelas anak sulung mendiang Kolonel I Gusti Ngurah Rai, I Gusti Ngurah Yudana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para keluarga pejuang perang revolusi pada kurun 1946 hingga 1949 itu melakukan ziarah setelah apel peringatan tuntas dilaksanakan. Beberapa keluarga yang datang berziarah antara lain Anak Agung Dwi Widiyani, keponakan dari I Gusti Ngurah Sugianyar yang juga rekan seperjuangan I Gusti Ngurah Rai.

Ia datang bersama keluarga besarnya dengan tujuan untuk mendoakan mendiang serta mengingatkan keturunannya mengenai perjuangan mendiang I Gusti Ngurah Sugianyar.

ADVERTISEMENT

"Agar semangat juang mendiang tetap diingat. Kalau dulu, mendiang dan teman-temannya berjuang untuk mempertahankan negara, anak cucunya kini harus melanjutkan perjuangannya untuk mengisi kemerdekaan. Minimal semangat itu untuk diri sendiri," tukasnya.

Hal yang sama diungkapkan I Wayan Abdi Negara, anak dari mendiang Pak Cilik, rekan seperjuangan I Gusti Ngurah Rai yang juga menggagas pembangunan monumen utama Taman Pujaan Bangsa Margarana. Menurutnya, peringatan Hari Puputan Margarana juga sebagai momen bertemunya para keluarga dari para pejuang yang bertaruh nyawa dan gugur selama revolusi fisik.

"Kegiatan ini juga untuk momen bertemu kembali para keluarga mendiang para pejuang yang berasal dari berbagai daerah di Bali," sebutnya.

Upacara peringatan Hari Puputan Margarana tahun ini diawali dengan beberapa rangkaian kegiatan yang sudah berjalan sejak beberapa waktu lalu. Termasuk di antaranya napak tilas dengan membawa panji-panji pasukan Ciung Wanara dan Surat Sakti. Surat Sakti merupakan istilah untuk jawaban I Gusti Ngurah Rai dalam bentuk surat yang isinya menolak tawaran pimpinan pasukan NICA untuk melakukan perundingan atau kompromi.

Dalam peringatan kemarin, panji-panji dan Surat Sakti yang dikirab saat napak tilas ke beberapa wilayah di Bali dikumpulkan menjadi satu dan diserahterimakan. Isi Surat Sakti I Gusti Ngurah Rai itu juga sempat dibacakan dalam kegiatan tersebut.




(iws/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads