Taman Pujaan Bangsa Margarana: Dari Ladang Jagung Jadi Medan Puputan

Tabanan

Taman Pujaan Bangsa Margarana: Dari Ladang Jagung Jadi Medan Puputan

Chairul Amri Simabur - detikBali
Minggu, 20 Nov 2022 10:39 WIB
Monumen pertempuran di Taman Pujaan Bangsa Margarana, Tabanan, Bali. (chairul amri simabur/detikBali)
Monumen pertempuran di Taman Pujaan Bangsa Margarana, Tabanan, Bali. (chairul amri simabur/detikBali)
Tabanan -

Setiap 20 November diperingati sebagai Hari Pertempuran Margarana. Peringatan Hari Pertempuran Margarana dipusatkan di Taman Pujaan Bangsa yang berada di Banjar Kelaci, Desa Marga, Tabanan, Bali.

Medan pertempuran yang kini bernama Taman Pujaan Bangsa Margarana itu dahulu hanyalah ladang jagung atau paliwija. Ladang atau area persawahan itu terletak di wilayah Subak Uma Kaang.

Kini, taman seluas sepuluh hektar tersebut menjadi saksi bisu pertempuran habis-habisan antara pasukan Ciung Wanara yang dipimpin Kolonel I Gusti Ngurah Rai dengan pasukan Belanda yang tergabung dalam NICA. Peristiwa heroik itu dikenal sebagai Puputan Margarana, terjadi pada 20 November 1949.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tadinya ini sawah yang lagi ditanami jagung atau tanaman palawija," tutur I Gusti Ngurah Yudana (80), putra sulung I Gusti Ngurah Rai, Sabtu (19/11/2022).

Di ladang itulah, pasukan Ciung Wanara yang berjumlah 96 orang melakukan pertahanan dan serangan ke pasukan NICA. Saat itu, pasukan Ciung Wanara baru saja turun gunung setelah long march sejak 1946.

ADVERTISEMENT
Monumen pertempuran di Taman Pujaan Bangsa Margarana, Tabanan, BaliMonumen pertempuran di Taman Pujaan Bangsa Margarana, Tabanan, Bali Foto: Chairul Amri Simabur/detikBali

Perjalan panjang melalui bukit hingga lereng Gunung Agung itu dilakukan untuk mempertahankan status kemerdekaan Indonesia. Perjalanan disertai perang gerilya dilakukan untuk memberi kesempatan agar susunan pemerintahan Sunda Kecil yang memilih bergabung dengan Indonesia bisa terbentuk.

Yudana menjelaskan, ladang itu dipilih pasukan yang dipimpin Ngurah Rai untuk menghindari jatuhnya korban dari warga. Sebab sebelumnya, pasukan Ngurah Rai sempat melakukan peristirahatan disertai dengan pertunjukan tradisional di Banjar Ole, tidak jauh dari lokasi Taman Pujaan Bangsa.

Pertunjukan itu dihelat usai pasukan Ngurah Rai berhasil menyerang tangsi atau gudang persenjataan NICA di Tabanan, dua hari sebelum pertempuran Margarana terjadi.

"Pertempurannya dari pagi sekitar jam sembilan sampai jam empat sore. Yang gugur di sini (Taman Pujaan Bangsa Margarana) ada 96 orang. Mereka diserang dari udara," imbuh Ngurah Yudana.

Menelusuri Taman Pujaan Bangsa Margarana

Taman Pujaan Bangsa Margarana memiliki luas hampir sepuluh hektar. Luas itu terbagi ke dalam beberapa area. Yang paling inti ada di tengah, tempat berdirinya Monumen Margarana dengan tinggi kurang lebih 17 meter dan berbentuk segi lima.

Tiap dinding dari monumen itu secara berurutan terpasang foto Ngurah Rai dan isi surat sekaligus jawaban Ngurah Rai terkait tawaran perundingan dari pasukan NICA. Ada juga yang menyebut jawaban itu sebagai "Surat Sakti'.

Sisa area di sisi utara diisi dengan 1.231 nisan yang difungsikan sebagai simbol pasukan Ciung Wanara dan dari kesatuan lainnya dari seluruh Bali yang bertempur dari sepanjang 1945 hingga 1949.

"Hanya simbol saja. Semuanya dari seluruh Bali. Mereka yang gugur sepanjang 1945 hingga 1949. Yang (gugur) di sini, itu 96 orang," tegasnya.

Dari 1.231 nisan simbolis itu, ada juga untuk 17 pasukan Jepang yang gugur dan berpartisipasi dalam perjuangan pasukan Indonesia. Bahkan ada satu nisan tanpa nama.

Taman Pujaan Bangsa Margarana ini dibangun awal 1950. Seiring dibentuknya Yayasan Kebaktian Proklamasi. Yayasan ini dibentuk untuk menangani persoalan sosial yang muncul pascaperang revolusi fisik pada 1949. Khususnya anak-anak, istri, atau keluarga dari pasukan yang gugur.

Untuk mengenang peristiwa Puputan Margarana itu, Yayasan Kebaktian Proklamasi kemudian membuat Taman Pujaan Bangsa pada periode yang sama. "Untuk mengingat jasa pasukan yang gugur dan memelihara rasa nasionalisme kita, dibuatlah monumen ini," pungkasnya.




(iws/hsa)

Hide Ads