Kiprah Pasukan Cuaca, 'Rahasia' KTT G20 Bali Aman dari Hujan

Kiprah Pasukan Cuaca, 'Rahasia' KTT G20 Bali Aman dari Hujan

Triwidiyanti - detikBali
Minggu, 20 Nov 2022 15:08 WIB
Airport Operation Control Center (AOCC) Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Foto: Airport Operation Control Center (AOCC) Bandara I Gusti Ngurah Rai. (dok. BMKG)
Badung -

Perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Bali yang baru saja berlalu relatif aman dari hujan. Termasuk satu agenda penting, yakni ketika jamuan makan malam di GWK yang menggunakan ruang outdoor. Bukan pawang hujan, rupanya ada pasukan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang berperan besar.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Pusat Guswanto membeberkan, persiapan dilakukan sejak 11 November. Atau hanya lima hari jelang acara puncak Presidensi G20. Dia menyebut, mengamankan event sebesar KTT G20 jelas punya tantangan sendiri.

"Mengamankan cuaca lokal di Bali cukup sulit ditangani," ujar Guswanto kepada detikBali Minggu (20/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Guswanto, langkah penaburan garam dirasa efektif dalam meredam hujan di area venue G20.

Selama acara, hawa panas terasa di sekitar Nusa Dua. Hal ini merupakan pengaruh adanya penaburan garam yang cukup banyak. Yaitu sekitar 29 ton di langit kawasan Nusa Dua, area G20.

ADVERTISEMENT

Pihaknya pun mengklaim bahwa dengan penaburan garam di langit Bali cukup efektif dalam mengantisipasi terjadinya hujan khususnya di kawasan venue G20.

"Kalau untuk saat ini efektif karena kan gini penaburan garam itu memberikan inti kondensasi bahwa proses pembentukan awan dan hujan itu bisa dipercepat dengan memberikan inti kondensasi pada penaburan garam itu," beber Guswanto.

"Di Bali itu sendiri itu membutuhkan suatu hal yang ekstra. Kenapa? Karena dia (awan) tiba-tiba muncul di wilayah itu, tidak dari jauh sudah ketahuan ada awan ini maka bisa dijatuhkan ke laut," imbuh dia.

Awan di Jimbaran ditahan tidak ke venue, halaman selanjutnya

Hal itulah yang menyebabkan pihaknya terus merapatkan dengan Tim Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) terkait penyebaran garam yang dilakukan selama 4 hari mulai dari tanggal 13 November 2022 hingga 16 November 2022.

"15 siang hari itu ada lunch di Kempinski, acaranya outdoor, kalau awan pembentukannya sangat cepat. Pagi jam 9 garam sudah ditabur jadi Kempinski sudah hujan artinya TMC menjatuhkan garam itu dijatuhkan sehingga pagi sudah hujan," kata dia.

Kemudian pada saat lunch pukul 11.30 Wita, kata Guswanto hujan sudah reda di area Hotel Apurva Kempinski karena itu tertahan awan yang ada di Jimbaran.

"Ditahan tidak ke Kempinski apalagi saat itu angin sangat mendukung dari arah timur akan mendorong awan dari Jimbaran, jadi tidak menuju ke Kempinski," Tukas dia.

Pada tanggal 15 malam hari, kata dia ada acara dinner di GWK, hujan berhenti pada sekitar jam 16.10 Wita. Sehingga dinner dapat dilaksanakan dengan baik tanpa hujan.

Suasana mendung di langit Bali.Foto: Suasana mendung di langit Bali. (Triwidiyanti/detikBali)

Ia pun bersyukur karena acara berlangsung dengan aman. Bali sendiri kata dia saat ini dalam kondisi memasuki musim hujan khususnya bagian Bali selatan.

Saat ini kondisi hujan sudah terjadi di Bali Utara. Khusus Bali Selatan diprediksi akan memasuki musim hujan di bulan depan (Desember 2022).

Selain menaburkan garam, pihaknya juga memasang Automatic Reader Station di Pura Segara Sawangan (1) dan GWK (2) parkir A dan Wisnu 1.

Selain itu, dipasang forecaster senior untuk mengamati observer senior yang ditugaskan di lapangan ada di Tahura, Ngurah Rai, Pura Segara Sawangan, Apurva Kempinski, BNDCC, GWK parkir A ada juga yang dipasang di Wisnu 1.

"Mereka tugasnya mengamati kondisi pertumbuhan awan apabila di atas sekitar kita setiap observer dia akan memfoto arah Timur, Utara, Barat dan Selatan di kirim kepada kami posko yang ada di Bali itu juga menginformasikan ke tim TMC kondisinya baik dari citra satelit dan radar," pungkas dia.

Halaman 2 dari 2
(hsa/dpra)

Hide Ads