Seluruh kantor Twitter ditutup buntut dari ratusan karyawan resign (berhenti) massal. Ultimatum Elon Musk untuk bekerja lama dalam intensitas tinggi memicu resign massal tersebut.
Dilansir dari detikInet, Elon Musk mengancam karyawan Twitter jika tidak mau bekerja keras maka akan dipecat dan diberi pesangon tiga bulan gaji. Karyawan dituntut harus menjaga performa demi membangun Twitter ke depan.
"Ke depan, untuk membangun Twitter 2.0 dan sukses di dunia yang semakin kompetitif, kita perlu untuk benar-benar hardcore. Ini artinya bekerja dalam jam kerja panjang di intensitas tinggi. Hanya performa istimewa akan lolos passing grade," tulis orang terkaya dunia itu di email untuk pegawai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia memberikan tenggat waktu kepada karyawan Twitter untuk mematuhi perintah tersebut dengan menekan tautan yang dikirim. Namun ratusan pegawai disebut lebih memilih resign dengan pesangon tiga bulan gaji.
Twitter pun mengumumkan seluruh kantor ditutup dan akses karyawan ke kantor dicabut selama beberapa hari. Elon Musk dan petinggi Twitter cemas karyawan yang resign akan melakukan sabotase. Sebelumnya, kantor juga ditutup ketika akan melakukan PHK ribuan karyawan.
"Hi, kami menutup sementara seluruh bangunan kantor dan seluruh akses akan ditangguhkan. Kantor akan buka kembali pada Senin 21 November," demikian pengumuman dari Twitter.
Eksodus karyawan yang resign dikabarkan sangat besar, di mana yang berkomitmen mengikuti perintah Elon Musk agar bekerja keras dengan jam kerja panjang hanya separuh dari total 4.000-an karyawan yang masih ada.
Elon Musk dan timnya mengadakan pertemuan minggu ini dengan beberapa karyawan yang ragu-ragu. Pertemuan tersebut untuk mencoba dan meyakinkan mereka agar tetap tinggal.
Sebelumnya, Elon Musk juga telah memberi ultimatum agar karyawan bekerja di kantor atau mereka akan dipecat. Padahal sebelumnya, Twitter longgar dalam membebaskan karyawan WFH.
(irb/dpra)