Puluhan penari Pendet menyambut sejumlah kepala negara yang hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali. Tak terkecuali Presiden Amerika Serikat Joe Biden ketika turun dari tangga pesawat kepresidenan AS, Air Force di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Minggu (13/11/2022) malam.
Biden tampak terpukau menyaksikan para penari diiringi tabuhan gamelan Bali. Ia pun terlihat tersenyum dan berdecak kagum saat diterima langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.
"Amazing, Splendid, Wonderful," kata Biden kagum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, apa makna Tari Pendet bagi masyarakat Bali?
Pendet: dari Tari Wali ke Tari Balih-balihan
Budayawan Bali Profesor I Wayan Dibia menjelaskan, Tari Pendet di Bali mengandung nilai penghormatan terhadap para tamu. Tarian berkelompok ini dibawakan oleh penari wanita yang membawa bokor berisi bunga dan berhias janur di tangan kanan. Tarian ini semacam metamorfosis tari wali (sakral) menjadi tari balih-balihan (tari hiburan).
Para penari berhias dengan rambut panjang disasak dan kepala dihias bunga emas. Tak ketinggalan, balutan kain tradisional Bali dengan paduan warna terkesan menyiratkan keanggunan.
"Di sana ada nilai bagaimana masyarakat Bali, masyarakat Indonesia menghormati tamu-tamunya. Tari Pendet ini memang sudah menjadi tarian untuk hiburan. Jadi tidak ada pelanggaran nilai-nilai keagamaan atau pakem," ungkap Dibia kepada seperti dikutip dari keterangan tertulis Tim Komunikasi dan Media G20 yang diterima detikBali, Senin (14/11/2022).
Menurut Dibia, tarian ini semula tergolong sebagai tari sakral (wali) yang dipentaskan saat upacara piodalan di pura oleh umat Hindu di Bali. Menurutnya, secara etimologis, mendet berasal dari mendak yang artinya menyambut.
Adapun Tari Pendet merupakan tari kreasi yang dikembangkan dari tarian ritual 'Pendet Dewa' yang diciptakan oleh maestro tari I Wayan Rindi. Tarian itu kemudian dikembangkan oleh Ni Ketut Reneng pada 1950. Kala itu, Pendet menampilkan empat orang penari dalam pertunjukannya.
Selanjutnya pada 1961, I Wayan Beratha mengembangkan Tari Pendet dengan menambah penari menjadi lima. Namun, dalam beberapa acara, jumlah penari Tari Pendet bisa lebih banyak lagi.
Seiring waktu, para senimanmengembangkan tarian yang semula hanya berfungsi sebagai tari upacara berkembang menjadi tari hiburan (balih-balihan). Tarian yang semula dipentaskan saat ritual keagamaan, kini berkembang menjadi tari penyambutan atau tarian selamat datang untuk para tamu.
![]() |
Ada yang membedakan antara Tari Pendet untuk upacara dengan Tari Pendet penyambutan. Pada Tari Pendet penyambutan atau Pendet Puja Astuti, koreografi lebih formal dengan struktur gerakan lebih jelas. Sedangkan gerakan dan properti Tari Pendet untuk upacara jauh lebih sederhana.
"Untuk upacara, penarinya membawa sesaji. Sedangkan kalau tari penyambutan untuk tamu di akhir tariannya menabur bunga sebagai ucapan selamat datang," jelas Dibia.
Dibia menjelaskan, setiap gerakan tari yang berusia lebih dari 70 tahun itu tersirat pesan kebersamaan dan kesatuan rasa. Semua penarinya merupakan ekspresi kelompok sehingga rasa kebersamaan sangat dipentingkan.
"Dengan seni kita bisa mengusik kesadaran para pimpinan negara bahwa kita memang harus bersama-sama dalam menghadapi kondisi dunia seperti sekarang ini. Oleh karenanya, pas sekali kalau tarian ini dibawakan menyambut delegasi G20. Itu kan misi untuk kebersamaan para kepala negara supaya bersama-sama memikirkan kondisi dunia tanpa pilih kasih," tutur Dibia.
Penari dari 9 Sanggar di Bali
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Gede Arya Sugiartha mengatakan, para penari Pendet tersebut berasal dari 9 sanggar di seluruh Bali. Termasuk di antaranya Sanggar Lokananta, Sanggar Kalingga, Sanggar Bungan Dedari, Sanggar Kokar Bali hingga Sanggar Usadhi Langu.
Demi menyambut puluhan delegasi setingkat kepala negara itu, Arya Sugiartha mengaku menurunkan penari sebanyak sembilan tim. Satu tim penari terdiri atas 22 orang sehingga ada penari sekitar 198 orang.
"Kami menerjunkan sembilan tim itu. Ya sembilan tim kita menerjunkan, hari ini kan jam 6 kayaknya sudah ada (penyambutan) sampai malam, sampai setengah 12. Besok satu hari penuh menyambut nika," tuturnya, Minggu (13/11/2022).
Mantan Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar itu menjelaskan, penyambutan delegasi setingkat kepala negara dengan Tari Pendet diusulkan oleh Gubernur Bali Wayan Koster kepada panitia KTT G20. Hal itu dimaksudkan guna menunjukkan keramahtamahan Bali.
"Jadi Pak Gubernur memerintah semua tamu setingkat kepala negara itu kita sambut. Untuk menunjukkan ke mereka nuansa Bali, untuk menunjukkan keramahan kita sebagai orang Bali," terang Arya Sugiartha.
(iws/hsa)