Pulau Serangan di Kota Denpasar, Bali, dijadikan showcase keuangan campuran (blended finance) dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan. Pulau Serangan dipilih karena memiliki berbagai destinasi yang dinilai dapat berkelanjutan dan sudah menjadi showcase dalam Tri Hita Karana (THK) Forum Sustainable Development G20.
Adapun destinasi wisata berkelanjutan di Pulau Serangan yakni Pura Dalem Sakenan dan Masjid Asy-Syuhada yang dinilai memiliki nilai sejarah yang panjang. Kemudian ada Turtle Education and Conservation Center (TCEC) Serangan dan juga Kura-kura Bali sebagai tempat konservasi dan edukasi penyu.
"Nah bagian dari itu kami menyusun master plan untuk Desa Serangan yang akan dijadikan sebagai contoh (atau) jadi showcase di dalam acara G20 Tri Hita Karana Forum," kata Direktur Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Leonardo Teguh Sambodo kepada wartawan, Minggu (13/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Teguh Sambodo menjelaskan, THK Forum Sustainable Development dibentuk sejak adanya AFF-World Bank meeting pada 2018. Pertemuan itu mendorong adanya kolaborasi, mengingat pendanaan pembangunan di setiap negara terbatas. Karena itu, dibutuhkan kolaborasi antara publik dan swasta untuk mewujudkan target-target Sustainable Development Goals (SDGs).
Khusus untuk Bali, Kementerian PPN/Bappenas berinisiatif melakukan transformasi ekonomi. Salah satu di antaranya yakni menyusun konsep Ekonomi Bali Kerthi bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali. Strategi ekonomi Kerthi Bali tersebut kemudian dilihat memiliki kesamaan dengan THK Forum Sustainable Development.
"Strategi transfer ekonomi Bali dan pada saat yang sama kita melihat ada dari THK misinya sama. Jadi pada saat menyelesaikan master plan, tentunya pertanyaannya biayanya dari mana. Akhirnya kami berpikir ada kolaborasi dengan Tri Hita Karana Forum terutama untuk mendorong adanya pariwisata yang berkelanjutan," ungkapnya.
Di dalam master plan yang direncanakan terdapat Pulau Serangan dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan. Selain memiliki Pura Sakenan dan Masjid Asy-Syuhada, di Pulau Serangan juga terdapat TCEC yang sudah menjadi ikon dan banyak dikunjungi wisatawan asing.
Namun, TCEC dinilai masih membutuhkan adanya penataan, terutama untuk menjamin operasional dari keberlanjutan misinya dalam menyelamatkan penyu dan juga berkontribusi pada konservasi lingkungan. Karena itu, pihaknya menggunakan cara blended finance.
Kolaborasi blended finance dilakukan dengan menarik Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk membantu penataan Pura Sakenan dan Masjid Asy-Syuhada. Kemudian ada pihak Pertamina yang mengampu TCEC sehingga bisa didorong persiapannya menerima kunjungan tamu-tamu dari G20.
"Kami sengaja mengajak ke sini (tamu-tamu serangkaian G20) untuk juga memperlihatkan kepada dunia bahwa di samping ada pengembangan investasi skala besar di Kura-Kura Bali, ini juga ada modalitas di Desa Serangan, baik itu Pura dan masjid, ada juga pusat konservasi dan edukasi yang sebenarnya juga bisa dikembangkan lebih lanjut," ungkap Teguh Sambodo.
"Harapannya kalau orang-orang sudah ke sini sudah kenal begitu ya, kemudian ada ketok tular yang lain sehingga mungkin ke depan lokasi-lokasi yang sifatnya volunteer seperti TCEC ini bisa mendapatkan lebih banyak dukungan," harapnya.
(iws/hsa)