"Sudah selesai semua. Kemarin sudah diresmikan Presiden kan. Kalau venue, infrastruktur sudah selesai, sekarang tinggal penyelenggaraan dan keamanan," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di sela-sela kegiatan The G20 Special Event High-Level Experts and Leaders Panel on Water and Disasters (HELP) di The Nusa Dua, Kabupaten Badung, Jumat (11/11/2022).
Salah satu infrastruktur Pendukung KTT G20 yang dibangun oleh KemenPUPR yakni terminal VVIP di Bandar Udara (Bandara) Internasional I Gusti Ngurah Rai. Terminal VVIP itu menghabiskan anggaran hampir Rp 60 miliar.
Selain itu, masih terdapat berbagai infrastruktur lainnya seperti pembangunan showcase hutan bakau (mangrove) di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, sejumlah ruas jalan, dan sebagainya. Semua infrastruktur pendukung KTT G20 itu menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) KemenPUPR.
Basuki mengungkapkan, berbagai infrastruktur pendukung KTT G20 ini nantinya akan diserahkan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali untuk dilakukan pemeliharaan.
Ia menyebut, bahwa terminal VVIP di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai juga diserahkan ke Pemprov Bali, bukan ke pihak PT Angkasa Pura.
"Untuk pemeliharaan nanti ya nanti akan kita serahkan. Kalau kita prosesnya kita bangun, setelah itu kita akan serahkan. Kayak (Terminal) VVIP itu sudah kita serahkan, tidak ke Angkasa Pura, tapi ke Pemerintah Bali karena tanahnya tanah Pemda," jelas Basuki.
Basuki menilai bahwa Pemda Bali seharusnya bisa melakukan pemeliharaan terhadap infrastruktur yang sudah diserahkan. Terlebih beberapa infrastruktur yang dibangun bisa mendatangkan revenue sehingga bisa dipakai untuk perawatan.
"Karena itu kan kalau yang ada revenue-nya pasti ada untuk pemeliharaan. Tapi saya kira yang baru-baru ini pasti bisa (untuk dilakukan pemeliharaan). Yang di Tahura, sekarang bagus itu untuk kawasan wisata," terang Basuki.
(iws/dpra)