Upacara Adat di Nusa Dua saat G20 Tetap Digelar, Jumlah Warga Dibatasi

Road to G20

Upacara Adat di Nusa Dua saat G20 Tetap Digelar, Jumlah Warga Dibatasi

Triwidiyanti - detikBali
Selasa, 08 Nov 2022 15:16 WIB
Fire engulfs a giant effigy of a mythical animal containing the remains of 117 people during a traditional mass cremation called ngaben on Friday, July 29, 2022, in Padangbai, Bali, Indonesia. The previously buried remains were dug up and placed in a temporary shrine before being cremated. Balinese believe that cremating the dead liberates their souls, allowing them to enter the higher world to reincarnate into better beings. (AP Photo/Firdia Lisnawati)
Ngaben massal di Bali. Foto: AP/Firdia Lisnawati
Badung -

Terkait pembatasan aktivitas masyarakat pada saat event G20, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung sudah mengeluarkan surat edaran yang ditandatangani oleh Setda Badung I Wayan Adi Arnawa bernomor 703/10666/Setda/BKPSDM tanggal 31 Oktober 2022.

Khusus untuk upacara adat di wilayah Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, menurut Bendesa Adat Tengkulung I Gede Eka Surawan dalam surat tersebut tidak disebutkan bahwa kegiatan seperti upacara adat bisa digeser waktunya, melainkan pembatasan aktivitas saat upacara adat dengan mengurangi jumlah kerumunan warga. Hal ini merujuk dari pengalaman sebelumnya yaitu pada masa COVID-19.

"Jadi seperti upacara adat itu tidak digeser, namun diharapkan untuk mengatur warga agar dijadwalkan kramanya," ungkap Surawan kepada detikBali, Selasa (8/11/2022).

Pembatasan jumlah kerumunan warga saat G20 berlangsung berlaku di wilayah seperti di pusat venue kawasan Nusa Dua, terutama jalur utama yang dilewati para delegasi. Pada intinya, kata Surawan, mengurangi jumlah kedatangan warga saat upacara adat.

"Misalnya kami di tempekan (kelompok) mana, jam sekian. Acara adat jam sekian, misalnya jam 3 itu diatur kelompok pertama, kemudian jam berikutnya kelompok kedua dan seterusnya," katanya.

Untuk akses keluar masuk warga pun katanya diatur waktunya untuk aktivitas. Terutama ke arah Apurva Kempinski, Kelurahan Benoa yang mulai pukul 07.00-10.00 Wita harus steril.

"Karena delegasi itu akan ke Kempinski, jadi dari 07.00-10.00 Wita itu harus steril. Dari kawasan ITDC sampai siang di Kempinski, malam dinner di GWK, ya warga diharapkan jalan di bawah jam 7 pagi," tukasnya.

Pihaknya sendiri mengaku sudah melakukan sosialisasi terkait imbauan Setda Badung tersebut ke warganya.

Sementara itu Jro Bendesa Adat Bualu Lupin Kirana mengatakan akan menggelar upacara ngaben massal dan puncaknya di tanggal 11 November 2022. Upacara adat di desanya tetap bisa dilaksanakan namun dengan aturan pembatasan jumlah warga.

Terkait upacara adat yang akan digelar di desanya saat G20, Lupin memastikan sudah seizin kepolisian namun dengan pembatasan.

"Ya aman dan kami sudah koordinasi dengan Polsek Kuta Selatan dan diizinkan cuman dengan pembatasan," ungkapnya dikonfirmasi Selasa (8/11/2022).

Dia membenarkan akan ada upacara adat yang digelar pada saat G20 berlangsung, namun bukan Ngaben massal melainkan Nyekah massal di Banjar Pande. Namun, demi kelancaran G20 upacara Nyekah massal awalnya pada 14 November digeser ke 11 November 2022.

Sementara pada tanggal 11 November 2022 akan ada Ngaben Masal di Banjar Penyarikan dan Terora.

"Kalau yang Banjar Pande itu Nyekah massal tapi tidak mengganggu kegiatan KTT G20 karena dilaksanakan di rumah warga namanya Pak Karyana. Dijadwal awal akan dilaksanakan ngulapin di tanggal 14 tapi dengan koordinasi dipindah ke tanggal 11 sehingga tidak mengganggu delegasi KTT," terangnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




(nor/hsa)

Hide Ads