Kasus gangguan ginjal akut di Indonesia kini tercatat sebanyak 323 kasus dan 190 anak di antaranya dilaporkan meninggal dunia. Dari total kasus konfirmasi tersebut terjadi pengurangan dua kasus lantaran tidak ditemukan dugaan penyebabnya.
Hal itu diungkapkan oleh Juru bicara Kementerian Kesehatan RI dr Mohammad Syahril ketika melaporkan perkembangan kasus gagal ginjal akut di RI. Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin pada rapat Komisi IX dengan DPR, menyampaikan ada 325 anak yang terkonfirmasi gagal ginjal akut, 179 di antaranya meninggal dunia.
"Kami ingin menyampaikan bahwa pencatatan dan pelaporan kasus gagal ginjal ini sangat dinamis, seperti hepatitis akut kemarin. Nah pengurangan dua orang kemarin karena dikeluarkan (exclude) dari catatan karena ternyata tidak ditemukan penyebab-penyebab dugaan kita," kata Syahril saat konferensi pers, Jumat (4/11/2022) sebagaimana dikutip dari detikHealth.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Syahril , 323 kasus gagal ginjal akut tersebar di 28 provinsi. Adapun DKI Jakarta menjadi penyumbang kasus terbanyak. Berikutnya disusul oleh Jawa Barat, Aceh, Jawa Timur, hingga Sumatera Barat.
Apakah Gangguan Ginjal Akut Bisa Sembuh Total?
Dilansir dari detikHealth, dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Brawijaya Depok, dr Ambarsari Sri Nirmaladewi, MSc, SpA, menyebut pasien gagal ginjal stadium awal dan mendapatkan penanganan lebih dini masih ada harapan untuk sembuh total. Terlebih lagi, saat ini sudah ditemukan obat penawar racun untuk melawan toksik dari zat etilen glikol tersebut.
"Yang lagi ramai dibicarakan dua minggu terakhir ini adalah penyebab dari gangguan ginjal akut atipikal progresif karena cemaran etilen glikol," ucapnya saat ditemui di Depok, Rabu (2/11/2022).
"Beberapa ahli dari nefrologi dari kasus-kasus itu menemukan bahwa apabila mereka datang masi pada stadium awal, kita lakukan pengecekan keseluruhan dan dia masuk kriteria inklusi bahwa penyebabnya adalah memang karena cemaran etilen glikol, itu hasilnya ternyata cukup baik dengan pemberian antidotumnya," sambungnya.
Akan tetapi jika pasien datang ke rumah sakit dalam kondisi sudah masuk stadium akhir, ini bisa berdampak sangat fatal pada organ lainnya seperti jantung hingga saraf. Karena itu, ia mengimbau para orang tua untuk selalu memperhatikan kondisi anaknya.
Jika ada indikasi atau tanda-tanda gagal ginjal akut, para orang tua disarankan untuk segera membawa sang anak ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih cepat.
"Apabila dia datang dalam stadium akhir, itu dia bisa berpengaruh kepada kejang saraf pusatnya, bisa berpengaruh kondisi pernapasannya maupun jantung, sehingga mungkin bisa menyebabkan gejala sisa," ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyebut obat antidotum Fomepizole alias penawar racun ini memberikan respons baik kepada pasien gangguan ginjal akut. Ia juga mengklaim terjadi penurunan drastis angka kematian usai fomepizole diuji coba pada pasien gagal ginjal akut.
"Mendatangkan fomepizole terjadi penurunan yang drastis, sangat drastis dari kasus-kasus baru," kata Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Rabu (2/11//2022).
(iws/dpra)