Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mendorong Bali agar bisa melakukan pengelolaan sampah secara menyeluruh. Pengelolaan sampah itu dilakukan dengan terintegrasi dari hulu sampai hilir.
"Bali ini kita sedang dorong untuk bisa nanti pengolahan sampahnya. Sampahnya itu bisa terkelola 100 persen tapi terintegrasi dari hulu ke hilir," kata Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves Nani Hendiarti kepada wartawan di Jimbaran, Badung, Bali, Jumat (4/11/2022).
Menurut Nani, pengelolaan sampah di Bali secara menyeluruh penting dilakukan karena menjadi salah satu destinasi super prioritas. Upaya pengelolaan sampah dari hulu ke hilir di Bali dilakukan dengan memanfaatkan Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse dan Recycle (TPS 3R) dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST).
Kini di Kota Denpasar sudah dibangun sebanyak tiga TPST, yakni TPST Kesiman Kertalangu, TPST Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai dan TPST Padangsambian Kaja. Sementara untuk TPS 3R sudah dibangun cukup banyak di Kota Denpasar.
Lewat upaya ini, Nani berharap Bali nantinya bisa bersih dari sampah. "Jadi Bali-nya itu jadi bersih," harapnya.
Ia juga menegaskan bahwa bukan hanya Bali yang didorong dalam penanganan sampah. Berbagai pulau lainnya yang cukup berdampak terhadap sampah laut juga turut didorong melakukan percepatan penanganan sampah domestik.
Tak hanya di dalam negeri, upaya pengurangan kebocoran sampah ke lautan juga bakal didorong di negara lainnya di wilayah Asean. Namun sebelum mendorong ke negara lain, Nani menegaskan bahwa Indonesia harus membuktikan diri terlebih dahulu untuk bisa mengurangi kebocoran sampah ke laut.
"Nanti setelah Indonesia ini kita bisa perlihatkan achievement-nya, itu prediksinya itu tahun ini 2022 ini bisa berkurang 38,5 persen. Nah itu nanti bisa mengajak negara-negara Asean untuk melakukan hal yang sama," ungkap Nani.
Simak Video "Mengenal Mobula 8, Kapal Pengendali Sampah dari Prancis"
[Gambas:Video 20detik]
(iws/dpra)