Acara diselenggarakan oleh Badan Saksi Pemilu Nasional (BPSN) DPD PDI Perjuangan di Bali, dihadiri lebih dari 100 orang peserta, kader-kader PDI Perjuangan dari PAC di Kabupaten Karangasem, Klungkung dan Bangli. Acara Made Supartha, Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Bali.
Wayan Sudirta menegaskan, bagi kader-kader PDI Perjuangan, kepeloporan dan perjuangan Bung Karno punya makna sejarah sangat penting sebagai fondasi terbentuknya RI yang diproklamasikan oleh Soekarno-Hatta pada 17 Agustus 1945.
Hal itu dipandang penting untuk mempertahankan kemenangan PDI Perjuangan dalam Pemilu Serentak 2024, yang salah satu cara mencapainya adalah dengan mewujudkan 5 Mantap PDI Perjuangan: Mantap Ideologi, Mantap Organisasi, Mantap Program, Mantap Kader, Mantap Sumber Daya.'' Dan inti penting dari 5 mantap tadi adalah mewujudkan kegotongroyongan dalam membangun partai. Dengan gotong royong, pasti tidak akan berat dan optimis bisa mempertahankan kemenangan PDI Perjuangan dalam pemilu 2024.
''Kader-kader yang berjuang di akar rumput, sering kita dengar aspirasinya, agar kader yang sudah duduk di eksekutif maupun legislatif, jangan lupa memberi perhatian ke kader yang ada di ranting dan anak ranting, tunjukkan kegotongroyongan itu dengan memberi perhatian, jangan susah ditelepon dan ditemui, jangan datangnya menjelang pemilihan saja...begitu keluh kesah mereka,'' kata Sudirta.
Sudirta menekankan pentingnya ajaran Bung Karno yang diteruskan oleh Megawati Soekarnoputri dengan dengan partai PDI Perjuangan, untuk mengembangkan partai dengan menjadi kader partai, sesuai ajaran Bung Karno. Mengutip Bung Karno, ditegaskan bahwa kader partai adalah ''otot partai, biji mata partai, otak partai.''
"Artinya harus bersedia bekerja kapanpun partai membutuhkan, harus dapat melihat dan memetakan kondisi organisasi internal dan eksternal partai, dan kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi partai, sampai pada akhirnya setiap kader harus bersedia menjadi pimpinan partai," urai Sudirta.
(hsa/dpra)