Sebanyak 16 palinggih di Pura Dadia Beten Aas, Banjar Dinas Munti Gunung, Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Bali, hancur setelah tertimpa pohon aas. Dahan pohon tersebut patah pada Minggu (23/10/2022) pagi.
Salah satu pengurus di Pura Dadia Beten Aas, I Made Toya (48) menyebut dahan pohon tersebut patah diduga karena usianya sudah tua. Selain menimpa 16 palinggih, patahan pohon juga menimpa tembok panyengker.
"Pohon tersebut berada di tengah-tengah pura. Yang patah hanya dahan, tapi ukurannya lumayan besar hingga menghancurkan sebagian palinggih," kata Made Toya, Minggu (23/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peristiwa tersebut membuat pangempon atau pengurus pura menjadi was-was jika dahan yang lainnya ikut patah. Pangempon pura tersebut berjumlah sekitar 160 kepala keluarga (KK).
Menurut Toya, warga sempat berencana menebang pohon tersebut. Namun, karena pohon tersebut juga dikeramatkan oleh para tetua mereka terdahulu, proses penebangannya ditunda lantaran harus diupacarai terlebih dahulu.
"Tapi, karena kami kekurangan biaya untuk melakukan upacara tersebut, penebangan pohon belum bisa dilakukan," imbuhnya.
Akibat kejadian tersebut, pangempon pura mengaku mengalami kerugian mencapai Rp 300 juta. Mereka mengaku belum bisa melakukan perbaikan pura dalam waktu dekat. Sebab, sebagian besar dari pengempon merupakan masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah.
"Mungkin kita akan melakukan perbaikan secara bertahap nantinya karena palinggih yang rusak sangat banyak. Kami juga sangat berharap ada bantuan dari pemerintah untuk bisa meringankan beban kami saat melakukan perbaikan," kata Made Toya.
Terpisah, Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Karangasem Ida Bagus Ketut Arimbawa mengatakan pihaknya telah menerjunkan sejumlah personel untuk melakukan penanganan pohon yang menimpa palinggih tersebut. Proses penanganan pohon patah itu dibantu perbekel, warga. serta seluruh pangempon pura.
"Penanganan dahan pohon yang patah sudah berhasil ditangani. Sisa material palinggih yang rusak akan dilanjutkan oleh pangempon pura," kata Arimbawa.
(iws/hsa)