Duduk Perkara Kepsek SMPN 5 Denpasar Didesak Mundur Siswa-Guru

Tim detikBali - detikBali
Sabtu, 22 Okt 2022 17:03 WIB
Foto: Siswa SMPN 5 Denpasar menggelar demo menuntut kepala sekolah mundur, Kamis (20/10/2022). (Istimewa)
Denpasar -

Siswa dan guru SMPN 5 Denpasar melakukan aksi demo mendesak kepala sekolah (kepsek) Putu Eka Juliana Jaya mundur dari jabatannya, Kamis (20/10/2022). Para guru dan siswa menuding kepemimpinan kepsek SMPN 5 Denpasar diktator dan sewenang-wenang.

Beberapa poin tuntutan agar kepsek SMPN 5 Denpasar adalah adanya aturan sistem piket yang membebani murid hingga satpam, aturan Tri Sandya harus dilakukan di dalam kelas, ekstra silat dan Pramuka tidak didukung ikut lomba, hingga aturan soal guru diperintahkan ikut bersih-bersih.

Begini duduk perkara Kepsek SMPN 5 Denpasar didesak mundur oleh guru-guru dan siswanya.

Siswa Beberkan Ketidaknyamanan

Salah satu siswa IX, Anindya Vera Anjani (14) yang turut berdemo mengungkap sejumlah ketidaknyamanan selama Putu Eka memimpin. Menurutnya, sejak Putu Eka menjabat sebagai kepala sekolah sejak tiga bulan lalu, banyak ketidaknyamanan yang dirasakan oleh para siswa.

"Dari awal ibu ini masuk ke sini, kami sudah tidak nyaman karena peraturan untuk Tri Sandya yang biasanya di lapangan sekarang harus di dalam kelas. Kami yang ekstra Pramuka juga tidak didukung untuk ikut lomba-lomba," ungkapnya.

Guru SMPN 5 Denpasar Ungkap Kekecewaan
Salah satu guru di SMPN 5 Denpasar, Sagung Made Warsiki (57) menduga aksi para siswa tersebut kemungkinan didasari oleh kekecewaan mereka terkait penilaian lomba jelang Hari Raya Saraswati. Penilaian seharusnya dilaksanakan hari ini.

Hanya saja, hal itu tidak terlaksana lantaran seluruh guru mengikuti bimbingan teknis (bimtek). Itulah sebabnya, tidak ada guru yang bisa membimbing dan menilai hasil karya siswa.

"Program (bimtek) ini juga tidak terprogram dan tiba-tiba ada. Kurang lebih ada 50-an guru yang ikut jadinya, kami tidak ada yang bisa mendampingi siswa. Ini juga sudah kami sampaikan kepada Kadisdikpora Denpasar yang juga datang ke sini," kata Sagung beberapa waktu lalu.

Sagung bersama guru lainnya pun turut menumpahkan kekecewaannya terhadap kepemimpinan Putu Eka. Ia mengaku para guru sudah menyampaikan keluhannya kepada Kadisdikpora Denpasar, AA Gede Wiratama.

Kepala Sekolah Disebut Diktator

Guru SMPN 5 Denpasar, Sagung Made Warsiki menyebut banyak peraturan baru yang membuat para guru tidak nyaman dalam bertugas sejak Putu Eka menjadi kepala sekolah. Ia bahkan menilai kepala sekolah bersikap diktator.

"Sistem ibu ini terlalu diktator dan kami sebagai guru kan kapasitasnya melayani siswa bukan sebagai pembantu di sekolah. Tapi, selama ini kami harus mengepel setiap hari dan bahkan ketika kami pakai pakaian adat juga harus mengepel. Padahal di sini sudah ada petugas kebersihan 3 orang," sebut Wali Kelas IX tersebut.

Tak hanya itu, kata Sagung, selama kepemimpinan Putu Eka ada beberapa kejadian tak mengenakkan. Termasuk soal 2 Waka Kesiswaan yang diberhentikan hanya karena masalah sepele.

Selain itu, ada juga 2 guru ekstrakurikuler, yakni silat dan Pramuka yang karena satu dua hal tidak diizinkan untuk masuk ke sekolah. Menurutnya, masih banyak kejadian lainnya yang mengakibatkan para pengajar di sekolah tersebut menjadi tak nyaman dalam menjalankan tupoksinya.

"Kalau menurut teman-teman guru di sini ya (kepala sekolah) harus diganti karena terlalu diktator dan karena sekolah adalah lembaga bukan rumah tangga, dan ada tupoksinya masing-masing. Sosok yang kami harapkan sebagai Kepala Sekolah adalah sosok yang melindungi, mengayomi dan mengemong kami, baik kepada guru maupun siswa," ungkapnya.

Jawaban Kepsek klik halaman berikutnya



Simak Video "Video Billie Eilish Roasting Miliarder: Pakai Uang untuk Hal-hal Baik"

(nor/hsa)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork