Wanti-wanti Dinkes Bali soal Ginjal Akut Misterius Serang Balita

Wanti-wanti Dinkes Bali soal Ginjal Akut Misterius Serang Balita

Tim detikBali - detikBali
Minggu, 16 Okt 2022 05:17 WIB
Ilustrasi anak dirawat di rumah sakit
Ilustrasi anak di rawat di rumah sakit. Foto: Getty Images/iStockphoto/kan2d
Denpasar -

Bali melaporkan ada sebanyak 11 pasien gangguan ginjal akut misterius atau Acute Kidney Injury (AKI) yang meninggal yang rata-rata adalah balita. Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali mewanti-wanti masyarakat khususnya para orang tua yang memiliki anak di bawah umur 6 tahun agar waspada.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Nyoman Gede Anom menjelaskan gejala ginjal akut misterius yakni batuk, pilek, dan tidak kencing selama beberapa waktu. Ia menegaskan bahwa batuk pilek saat untuk tidak dianggap sebagai penyakit biasa.

"Kami anjurkan bagi yang mengalami gejala tersebut agar segera berobat ke faskes karena sudah disiapkan obat khusus. Jangan beli obat sendirilah, dan sekarang ini harus hati-hati. Apalagi yang punya anak di bawah 5 tahun untuk jangan mengobati sendiri," ungkap Anom, Sabtu (16/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut dijelaskan, Dinkes Bali melakukan berbagai upaya agar ke depan kejadian serupa dapat diantisipasi menyusul gejala ginjal akut misterius telah diketahui.

"Pertama, kami dengan IDAI Indonesia, khususnya Bali telah meminta agar menjaga betul-betul kasus ini tak terjadi. Kedua, kami dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota akan mendeteksi sedini mungkin gejala penyakit ini," papar anom.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, kata Anom, IDAI Indonesia juga telah melakukan koordinasi, dan menyebut salah satu faktor di balik anak-anak mengalami penyakit tersebut dikarenakan mereka belum mendapatkan vaksinasi COVID-19, sehingga antibodinya belum terbentuk.

"Kami masih menunggu (informasi penyebab pastinya) dari Kemenkes dan IDAI. Lalu untuk cuci darah baru ada di RSUP Prof Ngoerah karena di faskes kabupaten/kota belum bisa. Tapi, yang penting saat ini bukanlah penanganannya, tapi deteksi dini," jelasnya.




(nor/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads