Kerap Makan Korban, Warga Harap Jembatan Yeh Ho Ditinggikan

Kerap Makan Korban, Warga Harap Jembatan Yeh Ho Ditinggikan

Chairul Amri Simabur - detikBali
Rabu, 12 Okt 2022 12:10 WIB
Kondisi jembatan di sungai atau Tukad Yeh Ho di antara Desa Beraban, Kecamatan Selemadeg Timur, dan Desa Tibubiu, Kecamatan Kerambitan, saat air sedang surut. (chairul amri simabur/detikBali)
Kondisi jembatan di sungai atau Tukad Yeh Ho di antara Desa Beraban, Kecamatan Selemadeg Timur, dan Desa Tibubiu, Kecamatan Kerambitan, saat air sedang surut. (chairul amri simabur/detikBali)
Tabanan -

Warga di Kecamatan Selemadeg Timur dan Kerambitan, Tabanan, berharap pemerintah membantu meningkatkan ketinggian jembatan penghubung di sungai atau Tukad Yeh Ho. Jembatan yang menjadi jalur alternatif bagi warga di desa-desa pada dua kecamatan tersebut kerap memakan korban terseret arus, terutama saat musim hujan dan air sungai meluap.

"Kalau bisa dinaikkan. Ini kan jalur alternatif. Banyak orang yang biasa lewat sini," kata I Made Swaja (50), warga Desa Tegalmengkeb, Selemadeg Timur, Rabu (12/10/2022).

Menurutnya, selain warga sejumlah desa di tepi aliran Tukad Yeh Ho, jembatan itu juga dimanfaatkan warga dari kecamatan lain seperti Selemadeg. Bahkan, tak jarang pula warga Kabupaten Jembrana memanfaatkan jembatan ini daripada melalui jalur utama Denpasar-Gilimanuk saat mengalami kemacetan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka yang bekerja di Kuta dan kebetulan mengetahui jembatan ini, biasanya akan lewat sini," sebutnya.

Swaja sendiri lebih sering melalui jembatan tersebut bila ada keperluan ke Desa Tibubiu di Kecamatan Kerambitan. Misalkan saat menjual hasil pertaniannya.

ADVERTISEMENT

"Ini seperti sekarang. Saya baru ketemu saudagar sayur. Saya mau jual kacang panjang. Kebetulan saudagarnya orang Tibubiu. Kalau saya lewat (Desa) Megati jauh memutar. Kurang lebih sembilan kilometer," imbuhnya.

Senada dengan Swaja, I Gede Astawa (44) dari Desa Tangguntiti juga memberikan pendapat yang sama. "Sebaiknya ditinggikan lagi. Biar tidak terus ada kejadian (orang hanyut)," sebutnya.

Menurutnya, jembatan yang berlokasi di antara Desa Beraban dan Tibubiu itu merupakan jalur alternatif yang padat. Bukan hanya sepeda motor, mobil kerap melintas di sana. Meski lebarnya tidak sampai lima meter.

"Sebaiknya ditinggikan lagi. Sekarang ini tingginya kalau tidak salah tiga meteran. Kalau air (Tukad Yeh Ho) meluap, jembatannya tidak bisa dilewati," sebutnya.

Pantauan detikBali, di jembatan Yeh Ho yang ada sekarang ini juga terdapat jembatan lama di sisi utara. Terbuat dari beton dengan lebar kurang lebih satu meter. Namun jembatan lama itu sudah rusak.

Itulah sebabnya, masyarakat sekitar kini melintas di jembatan yang baru. Jembatan yang di pekan lalu menjadi lokasi tiga pengendara motor hanyut diterjang air bah.

Kejadian terakhir pada Jumat (7/10/2022), seorang mahasiswi dari Desa Tangguntiti, Ni Luh Gede Puspasari, dihanyutkan air sungai yang meluap saat pulang kuliah sekitar pukul 20.00 Wita. Sampai sekarang keberadaan korban belum ditemukan.




(iws/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads