10 Oktober diperingati sebagai Hari Tunawisma Sedunia atau World Homeless Day. Hari Tunawisma pertama kali diperingati pada tahun 2010.
Lantas, bagaimana asal-usul Hari Tunawisma Sedunia?
Sebagai informasi, tunawisma adalah orang tidak memiliki tempat tinggal yang layak. Hari Tunawisma Sedunia awalnya tercetus dari sebuah diskusi yang membahas cara menanggapi dan menanggulangi krisis tunawisma di berbagai belahan dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak saat itu, Hari Tunawisma Sedunia dirayakan dan menjadi ajang observasi di seluruh benua kecuali Antartika. Dilansir dari detikJabar, peringatan ini memang bertujuan untuk meningkatkan perhatian masyarakat terhadap orang-orang tunawisma.
Tak hanya itu, peringatan Hari Tunawisma Sedunia juga sekaligus memberi kesempatan bagi berbagai komunitas untuk turut terjun dalam upaya menumpas tunawisma. Isu ini pun semakin panas seiring dengan peningkatan biaya hidup, tingginya harga properti, dan pandemi COVID-19.
Dilansir detikJatim dari United Nation Department of Economic and Social Affairs, setidaknya ada sebanyak 1,6 miliar orang di dunia yang hidup dengan tempat tinggal tidak memadai atau tunawisma. Tak hanya itu, sekitar 15 juta orang diusir paksa setiap tahunnya.
Sementara berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per 2021, atau titik-titik lokasi yang menjadi tempat berkumpul gelandangan dan pengemis tersebar di sejumlah wilayah. Para gelandangan itu tersebar di 516 desa/kelurahan di seluruh Indonesia.
Dikutip dari situs resmi www.worldhomelessday.org, ada beberapa langkah yang dapat ditempuh untuk menurunkan angka tunawisma. Termasuk dengan mengedukasi masyarakat tentang isu tersebut, melakukan donasi, mengelola penggalangan dana, hingga mengunggah tweet dengan tagar #WorldHomelessDay2022.
(iws/nor)