Ketua Partai Amanat Nasional (PAN) Jembrana Nasrun mengatakan, pihaknya tidak pernah memerintahkan jajaran pengurus meminta KTP warga dengan dalih memberikan bantuan. Ia mengaku justru baru mengetahui ada kasus tersebut.
"Saya tidak tahu. Malah baru tahu ada kayak itu," ujarnya.
Dengan adanya kasus yang dialami warga Berawantangi itu, PAN Jembrana mengatakan pihaknya akan menelusuri soal bantuan sapi dan pencutatan tersebut. Karena menurut Nasrun, PAN Jembrana tidak pernah membuat program batuan sapi untuk warga.
"Kami tegaskan lagi, anggota partai secara sukarela. Jadi tidak ada pakai modus bantuan sapi," tegasnya.
Sebelumnya, Sustri mengaku pernah menyerahkan KTP pada orang lain karena dijanjikan bantuan sapi gratis pada tahun 2021. Hingga akhirnya dia mengetahui namanya dicatut sebagai anggota PAN Jembrana saat mendaftar Panwascam (Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan) Bawaslu Jembrana.
Tak sendiri, suami dan mertuanya juga terdaftar partai yang sama. "Kemarin juga saya cek sipol, NIK suami saya ternyata sama kena. Mertua saya juga," ungkapnya, ditemui di Bawaslu Jembrana, saat menyerahkan berkas pendaftaran Panwascam (Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan), Jumat (7/10/2022).
Saat ditanya pernah menyerahkan data KTP atau KTP langsung kepada orang lain, Sustri mengaku pernah pada tahun 2021 lalu. Saat itu saudara ibu mertuanya sempat menawarkan program dapat ternak sapi gratis.
"Baru saya ingat, ada saudara datang ke rumah minta KTP berkedok bantuan sapi gratis. Mungkin waktu itu, karena tergiur sapi gratis, jadi KTP kami kasi, terus di foto-foto," terangnya.
Namun hingga kini program bantuan satu ekor sapi untuk satu KTP yang diserahkan tersebut, tidak diterima. Justru saat ini terungkap dirinya terdaftar sebagai anggota partai politik. "Kalau tahu untuk partai, pasti saya tidak mau serahkan KTP," tegasnya.
(irb/dpra)