Suardana Sentil Pertumbuhan Ekonomi Bali Paling Rendah di Indonesia

Suardana Sentil Pertumbuhan Ekonomi Bali Paling Rendah di Indonesia

Tim detikBali - detikBali
Sabtu, 01 Okt 2022 10:13 WIB
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi.
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. (Foto: dok. detikcom)
Denpasar -

Empat tahun kepemimpinan Gubernur Bali I Wayan Koster mendapat catatan kritis dari tokoh muda Bali yang juga Waketum DPP Persadha Nusantara, Gede Suardana. Koster dinilai gagal mengawal pertumbuhan ekonomi Bali sehingga menjadi paling rendah di Indonesia, terutama pasca pandemi COVID-19.

Gubernur Koster dalam pidato empat tahun kepemimpinannya menyatakan, pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan II sebesar 3,04 persen dan target mencapai 4 persen di akhir 2022. Namun, Suardana menyebut pencapaian itu belum cukup lantaran pertumbuhan ekonomi Bali masih menjadi yang terendah di Indonesia.

"Gubernur Koster sebetulnya gagal mengawal sektor ekonomi Bali di pasca pandemi. Sebenarnya pertumbuhan ekonomi Bali pada tahun 2022 ini masih yang terendah di Indonesia," kata Suardana dalam catatan kritisnya soal empat tahun kepemimpinan Gubernur Koster.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suardana Gubernur Koster tidak komperehensif menyampaikan capaian pertumbuhan ekonomi Bali dalam empat tahun kepemimpinannya. Terlebih, klaim keberhasilan pertumbuhan perekonomian Bali itu tidak dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia.

Suardana kemudian membeberkan data BPS yang menyebut pandemi COVID-19 berdampak pada pertumbuhan ekonomi Bali sebesar -9,31% pada tahun 2020 dan sebesar -2,47% tahun 2021. Pada triwulan I tahun 2022, pertumbuhan ekonomi Bali sebesar 1,46%. Angka ini terendah ketiga bersama Sumatera Barat dan Papua Barat.

ADVERTISEMENT

Pertumbuhan ekonomi Bali, sebutnya, juga lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di Maluku sebesar 29,63%, Sulawesi Tengah (10,49%), NTB (7,76%), dan Jakarta (4,63%). Pertumbuhan ekonomi Bali juga jauh di bawah rata-rata nasional sebesar 5,01%.

Sementara pada triwulan II, pertumbuhan ekonomi Bali sebesar 3,04 persen menunjukkan masih di bawah rata-rata nasional 5,44%. Bali masih lebih rendah dari Jawa (5,66%), Maluku (13,01%), Sumatera (4,95%), Sulawesi (6,47%). Tak hanya itu, Suardana menyebut Bali pun mengalami inflasi hingga Agustus 2022 sebesar 6,38% yang lebih tinggi dari inflasi nasional.

"Jika dibandingkan dengan daerah lain, tentu pertumbuhn ekonomi Bali masih sangat rendah," kata Suardana.

Menurut Suardana, rendahnya angka pertumbuhan ekonomi Bali itu karena kepemimpinan Gubernur Koster tidak fokus pada pemulihan ekonomi di masa dan pasca pandemi COVID-19. Ia menyayangkan Gubernur yang justru lebih sibuk mengurus megaproyek infrastruktur daripada mengurus pemulihan ekonomi Bali yang sangat terpuruk.

"Sepertinya lebih banyak terlihat melakukan groundbreaking infrastruktur daripada berjuang untuk pemulihan ekonomi," pungkas pria asal Buleleng itu.




(iws/dpra)

Hide Ads