Pertalite Disebut Makin Cepat Menguap dan Boros, Simak Penjelasannya

Pertalite Disebut Makin Cepat Menguap dan Boros, Simak Penjelasannya

Tim detikOto - detikBali
Minggu, 25 Sep 2022 14:15 WIB
Pengendara motor mengantre di SPBU Pondok Gede, Bekasi, Sabtu (3/9/2022).
Ilustrasi Pembelian BBM di SPBU. (Foto: Dikhy Sasra)
Bali -

Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menuai berbagai reaksi dari para pengguna kendaraan bermotor. Belakangan, ramai yang mempertanyakan kualitas Pertalite lantaran dianggap lebih boros, padahal harganya naik menjadi Rp 10 ribu per liter.

Lantas, benarkah anggapan bahwa BBM RON 90 cepat menguap sehingga menjadi lebih boros?

Dilansir dari detikOto, proses penguapan itu bisa lebih cepat terjadi jika temperatur penyimpanan meningkat drastis. Adapun Pertalite memiliki batasan maksimum penguapan 10 persen dan dibatasi maksimal 74 derajat celcius.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Secara umum produk Pertalite ada di suhu 50 derajat celcius. Artinya, pada saat temperatur 50 derajat celsius, BBM subsidi itu sudah bisa menguap hingga 10 persen. Semakin tinggi temperatur, maka akan semakin tinggi tingkat penguapannya," jelas Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting sebagaimana dikutip detikOto dari CNN Indonesia.

Dijelaskan, saat ini Pertalite merupakan bensin dengan harga paling terjangkau dibanding yang ditawarkan operator SPBU lainnya. Hanya saja, perlu diketahui bahwa tidak semua kendaraan cocok menggunakan Pertalite. Laman resmi Pertamina menyebut, Pertalite cocok untuk kendaraan dengan rasio kompresi mesin 9:1 sampai 10:1.

ADVERTISEMENT

Masyarakat juga diimbau untuk mengisi BBM sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam buku panduan kendaraan bermotor karena pabrikan telah menyesuaikan bahan bakar yang cocok sesuai jenis kendaraan. Pergantian isi jenis BBM dengan kadar oktan (RON) yang berbeda juga tidak direkomendasikan.

"Sebaiknya pengendara selalu konsisten dalam memilih bahan bakar yang berkualitas, agar mesin kendaraan selalu awet dan terawat. Lebih aman menggunakan bahan bakar berkualitas dengan oktan/cetane yang direkomendasikan oleh pabrikan, agar mesin dapat bekerja secara maksimal," jelas Irto.

Pertamina mengimbau agar konsumen melakukan pembelian BBM di lembaga penyalur resmi, seperti SPBU dan Pertashop, agar produk BBM yang didapatkan terjamin kualitas dan keamanannya.

Masyarakat juga diimbau untuk mengisi BBM sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam buku panduan kendaraan bermotor karena pabrikan telah menyesuaikan bahan bakar yang cocok sesuai jenis kendaraan. Pergantian isi jenis BBM dengan kadar oktan (RON) yang berbeda juga tidak direkomendasikan.

"Sebaiknya pengendara selalu konsisten dalam memilih bahan bakar yang berkualitas, agar mesin kendaraan selalu awet dan terawat. Lebih aman menggunakan bahan bakar berkualitas dengan oktan/cetane yang direkomendasikan oleh pabrikan, agar mesin dapat bekerja secara maksimal," tutup Irto.

Di sisi lain, sebenarnya ada banyak faktor yang membuat BBM pada kendaraan boros atau tidak. Salah satunya adalah ketika pengendara menerapkan gaya berkendara agresif. Hal itu turut menyebabkan konsumsi BBM menjadi lebih boros.

Seperti yang disampaikan Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak Suparna. Menurutnya, pengendara yang selalu menerapkan smart driving, dia akan selalu menjaga jarak, tidak berakselerasi tinggi, mengurangi pengereman mendadak dan akan berkendara dalam eco drive. Ini bisa membuat kendaraan menjadi irit.

Sebaliknya, berkendara dengan agresif akan membuat kendaraan menjadi boros. Terlebih jika selalu start and go dan berkendara selalu berakselerasi tinggi.

"Sehingga Smart driving ini lebih irit, karena kita berkendara dengan menjaga jarak dengan pengendara depan, akselerasi lebih smooth sehingga bisa lebih irit," kata Suparna.




(iws/iws)

Hide Ads