Kasus DBD Melonjak, RSUD Karangasem Telah Rawat 418 Pasien

Kasus DBD Melonjak, RSUD Karangasem Telah Rawat 418 Pasien

I Wayan Selamat Juniasa - detikBali
Rabu, 21 Sep 2022 20:51 WIB
Kabid Pelayanan RSUD Karangasem dr. I Komang Wirya.
Kabid Pelayanan RSUD Karangasem dr. I Komang Wirya. Foto: I Wayan Selamat Juniasa
Jakarta -

Sampai pertengahan bulan September 2022, RSUD Karangasem telah merawat sebanyak 418 pasien Demam Berdarah Dengue (DBD). Namun saat ini yang masih dirawat hanya tersisa lima orang, dan semuanya merupakan orang dewasa.

Kabid Pelayanan RSUD Kabupaten Karangasem dr. I Komang Wirya mengatakan, jumlah pasien DBD yang dirawat di RSUD Karangasem sampai saat ini memang mengalami lonjakan cukup signifikan. Lonjakan tersebut terjadi sejak bulan April 2022, dan puncaknya terjadi pada bulan Mei 2022 yang mencapai 90 pasien.

"Memang sempat terjadi lonjakan yang cukup signifikan, tapi untuk bulan September ini kami baru menerima sebanyak 13 pasien DBD, dan yang masih dirawat hanya tersisa lima orang," kata Komang Wirya, Rabu (21/9/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komang Wirya mengatakan, meskipun sempat terjadi lonjakan kasus DBD, pihaknya mengaku semuanya masih bisa terlayani dengan maksimal dan tidak sampai kekurangan tempat tidur. Pasalnya, tempat tidur yang terpakai tidak sampai 60 persen.

"Semuanya masih bisa dilayani dengan maksimal meski sempat terjadi lonjakan yang cukup signifikan, karena jumlah bed yang terpakai tidak sampai 60 persen. Jadi istilahnya tidak ada pasien yang tercecer," kata Komang Wirya.

ADVERTISEMENT

Terkait penyebab lonjakan kasus DBD di Karangasem tahun ini, Komang Wirya mengaku diakibatkan cuaca beberapa bulan lalu. Sehingga perkembangan nyamuk penyebab DBD berkembang lebih cepat.

"Dalam beberapa bulan terakhir cuaca memang tidak menentu, hujan sehari, kemudian panas beberapa hari. Itulah yang menyebabkan terjadinya genangan air, sehingga nyamuk penyebab DBD bisa berkembang lebih cepat," kata Komang Wirya.

Menurutnya, untuk melakukan pencegahan agar kasus DBD tidak semakin banyak, peran serta masyarakat sangat dibutuhkan untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Karena kalau hanya melakukan fogging, tidak akan terlalu efektif karena jentik nyamuk tidak akan mati.

"Inilah yang harus disadari masyarakat. Biasanya jika terjadi kasus DBD di suatu wilayah, maka masyarakat langsung minta fogging. Sebenarnya itu bukan solusi utama, yang harus dilakukan adalah melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Jika itu sudah diterapkan oleh masyarakat kasus DBD pasti dapat dikurangi," kata Komang Wirya.




(irb/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads