Yudist Ardhana Bagikan Tips Sukses Menjadi Youtuber, Coba Yuk!

Yudist Ardhana Bagikan Tips Sukses Menjadi Youtuber, Coba Yuk!

Tim detikBali - detikBali
Selasa, 30 Agu 2022 16:35 WIB
Konten kreator asal Denpasar, Bali, Yudist Ardhana.
Yudist Ardhana, Youtuber sukses dari Denpasar, Bali. (Foto: istimewa)
Denpasar -

Saat ini banyak orang yang ingin sukses dan meraup cuan dari dunia digital. Salah satunya adalah dengan menjadi konten kreator melalui kanal Youtube atau yang dikenal sebagai Youtuber. Lantas, bagaimana tips sukses menjadi seorang Youtuber?

Salah satu Youtuber asal Denpasar, Bali, bernama Yudist Ardhana mempunyai cerita tersendiri hingga sukses dan memiliki 11,9 juta subscriber. Pria yang semula berprofesi sebagai pesulap itu kini meraup cuan dari konten-konten video di kanal Youtube-nya. Yudist pun tak sendirian. Dia mempekerjakan 15 orang tim kreatif untuk menggarap produksi konten video di kanal Youtube-nya.

Kanal Youtube Yudist Ardhana terus tumbuh dan berkembang. Jumlah subscriber dan penonton yang fantastis membuatnya kerap disejajarkan dengan sederet Youtuber nasional seperti Atta Halilintar, Deddy Corbuzier, Raffi Ahmad hingga Baim Wong. Penonton terbanyak konten video Yudist berasal dari Jakarta, disusul penonton dari Bali, Jawa, dan luar Pulau Jawa dan Bali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Inilah beberapa tips sukses Yudist Ardana menjadi seorang Youtuber.

Mulai Membuat Akun Youtube

ADVERTISEMENT

Yudist Ardana mulai membuat akun Youtube pada 2015. Ketika itu, ia sering kali melihat teman-temannya yang aktif mengirim video di Youtube. Yudist pun tergerak membuat akun Youtube dan memulainya dengan konten-konten seputar sulap. Kanal Youtube Yudist awalnya bertujuan untuk mempromosikan dirinya sebagai seorang pesulap atau magician.

"Tapi, seiring berjalannya waktu ternyata konten Youtube itu kan harus upload video yang baru terus. Itu sulit bagi konten sulap karena sulap kan butuh latihan, persiapan, dan nggak gampang," tutur Yudist kepada detikBali, Senin (29/8/2022).

Perlu Pengorbanan

Yudist menceritakan saat awal-awal merintis kanal Youtube, dirinya tak memiliki kamera. Ketika itu, ia harus rela merogoh kocek untuk biaya sewa kamera. Tak hanya itu, kemampuan yang terbatas terkait editing video juga mengharuskannya membayar jasa orang lain.

Menurut Yudist, pada tahun pertama bahkan dia sempat merugi lantaran penghasilan dari Youtube belum sebanding dengan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi konten. Yudist mengaku mulai merasakan cuan dari Youtube sejak tahun kedua, yakni pada akhir 2016.

"Tahun pertama itu benar-benar strugling banget dan susahnya luar biasa karena zamannya beda dengan hari ini. Bahkan di tahun pertama saya hanya dapat 50 ribu subscribers dan secara keuangan saya minus, rugi ratusan juta rupiah," ungkap kelahiran 13 Oktober 1987 ini.

Kreatif

Setelah membuat kanal Youtube, Yudist mengaku tantangan berikutnya adalah konsisten membuat konten menarik. Hal itu bertujuan untuk menarik penonton.

Lantaran sempat buntu dengan konten sulap, pada 2017 Yudist mulai mencoba membuat kontan prank dan komedi sketsa. Berikutnya, sejak 2018, tema yang diangkat dari konten-konten Yudist semakin beragam. Termasuk salah satunya konten challenge.

Seiring waktu, kanal Youtube-nya terus berkembang. Yudist pun menghadirkan konten berupa vlog keseruan seputar sport dan hobi. Selain dituntut kreatif, seorang Youtuber menurut Yudist harus memiliki keinginan untuk terus belajar.

"Kalau kita tidak bisa unik banget, dan tidak ikutin tren dan tidak mau belajar, kita akan ketinggalan dengan konten kreator lainnya," kata Yudist.

Berkolaborasi

Selain kreatif, Yudist menyebut kesuksesannya sebagai Youtuber saat ini adalah karena membuka diri untuk berkolaborasi. Meskipun telah dikenal sebagai konten kreator sukses, Yudist mengaku terus berusaha menjaga awareness-nya dan tetap berkolaborasi dengan rekan-rekan sesama konten kreator.

Hal itu perlu dilakukan, terlebih saat ini banyak konten kreator yang bermunculan. Kini Yudist juga merambah pembuatan konten di Tiktok.

"Seorang konten kreator juga harus punya core skill dan tidak bisa buat konten dengan ikut trend terus. Pentingnya core skill ini ketika kita bertemu dengan orang atau ada job secara offline kita bisa perform. Kita harus punya karakter supaya gampang diingat oleh orang-orang," ungkapnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Sal Priadi Bersyukur Dapat Royalti Rp 114 Juta Setelah Gabung WAMI"
[Gambas:Video 20detik]
(iws/iws)

Hide Ads