Tips Resolusi 2025 Sukses Maksimal dari Stanford, Coba Yuk!

ADVERTISEMENT

Tips Resolusi 2025 Sukses Maksimal dari Stanford, Coba Yuk!

Trisna Wulandari - detikEdu
Minggu, 05 Jan 2025 08:00 WIB
Ilustrasi santai
Begini tips resolusi 2025 agar sukses maksimal dari para pakar di Stanford University. Foto: Getty Images/iStockphoto/oatawa
Jakarta -

Tahun baru, harapan baru untuk jadi pribadi yang lebih baik. Karena itu, tak jarang orang senang menyusun resolusi tahun baru untuk memulai kebiasaan-kebiasaan baik.

Resolusi adalah keputusan atau kebulatan tekad untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Contoh resolusi 2025 yang bisa dicoba antara lain lebih rutin olahraga, terbebas dari kebuntuan hidup, tugas akhir, atau karier, maupun makan lebih sehat.

Salah satu ketakutan terbesar dalam menyusun resolusi tahun baru adalah gagal melaksanakannya. Rasa bersalah atau malu jauh di dalam hati karena merasa gagal kadang membuat orang enggan untuk membuat resolusi lagi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tips Sukses Resolusi 2025

Para pakar dari Stanford University menjabarkan, ada sejumlah saran berbasis penelitian yang bisa dicoba agar resolusi tahun baru terlaksana dan tercapai dengan sukses. Mengutip laman Stanford Report, berikut sejumlah langkahnya.

1. Kedepankan Rasa Penasaran

Keputusan yang terasa besar untuk melakukan perubahan bisa jadi terasa menakutkan. Akibatnya, muncul keinginan untuk menunda-nunda melakukan sebuah resolusi.

ADVERTISEMENT

Executive Director of Life Design Lab Stanford, Bill Burnett mengatakan, saat rasa takut muncul, kedepankan rasa ingin tahu. Aktifkan rasa penasaran dengan mencari tahu lebih lanjut langkah-langkah melakukan resolusi.

Adjunct Professor of Mechanical Design, Stanford University ini menjelaskan, petakan langkah tersebut lebih jauh dengan coba menerapkannya sendiri sambil bertanya pada orang lain. Sedikit demi sedikit, resolusi yang rasanya mustahil terasa bisa dilakukan karena sudah lebih tahu triknya.

2. Senangkan Hati untuk Melakukannya

Pendiri Behavior Design Lab Stanford, BJ Fogg mengatakan suasana hati yang baik berperan penting atas suksesnya perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam hal ini, berikut beberapa cara untuk menyenangkan hati:

  • Pilih resolusi yang memang sudah ingin dilakukan sehingga tidak terlalu bergantung pada motivasi yang lazimnya naik-turun.
  • Bersikap fleksibel pada usaha untuk menerapkan kebiasaan baru yang baik, jangan berlarut-larut menyalahkan diri (guilt-tripping) jika terjadi/melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan resolusi tersebut.
  • Sediakan waktu, tenaga, dan atau uang untuk menjaga lingkungan sekitar agar tetap positif dan mendukung perubahan perilaku ke arah yang lebih baik, termasuk lingkungan rumah, sekolah, kampus, kantor, maupun sesederhana isi kulkas.
  • Jalankan resolusi dengan langkah-langkah kecil ketimbang langkah-langkah besar, karena perubahan kecil butuh motivasi yang lebih sedikit untuk mendorong kita agar mau melakukan perubahan perilaku. Cara ini membuat kita lebih konsisten.

3. Manfaatkan Respons Orang

Pernahkah semangat detikers terbakar dan sukses melakukan sesuatu karena orang bersikap seolah-olah kamu tidak akan bisa melakukan sebuah hal? Motivasi seperti itu ternyata memang nyata, lho.

Di sisi lain, kata-kata penyemangat dan dukungan-dukungan baik dari yang tersayang justru jadi motivasi besar bagi orang lain. Rupanya, hal ini juga benar adanya.

Peneliti dan Professor of Marketing, Stanford Graduate School of Business Szu-Chi Huang menjelaskan, respons positif akan memotivasi kita untuk mulai melangkah untuk mencapai sebuah tujuan. Sedangkan kata-kata negatif orang cenderung memotivasi kita untuk menyelesaikan dan mencapai tujuan tersebut.

Huang menambahkan, jadikan dukungan yang bersahabat untuk memulai mengejar resolusi tahun ini. Lalu, bersainglah secara sehat dengan respons negatif yang ada. Keduanya bisa bantu kamu maju terus sampai sukses melaksanakan resolusi 2025.

4. Buat Versi Gol 'Lumayan'

Ilmuwan perilaku dan pembelajaran serta dietisien dari Stanford Prevention Research Center, Marily Oppezzo mengatakan gol-gol harian dari penerapan kebiasaan baru tak harus selalu sempurna. Versi 'lumayan' pun sudah baik untuk mendorong diri agar mau terus berusaha hingga akhir tahun.

Contohnya, pakai sepatu lari meskipun tidak jadi lari hari itu. Alih-alih mengesampingkan resolusi, ingatkan diri bahwa ada resolusi yang ingin dicapai. Besoknya, mulai lari. Jarak pendek pun tak masalah. Begitu pula dengan resolusi makan sehat. Oppezo mengingatkan, makanlah seledri itu, baru makan es krim.

"Manfaatnya adalah memberi otak Anda latihan, berbagi pikiran, dan menambah ritme kebiasaan yang mulai kamu bangun," tuturnya.

5. Tak Usah Pusingkan Kontroversi

Ingin makan A mulai 2025, tetapi kata orang nutrisinya tak sebagus yang B. Kata orang lain, yang B tidak bagus untuk lingkungan. Kata orang lainnya lagi, C saja, tapi temannya bilang C itu tidak lebih baik dari A. Lantas, pilihan apa yang terbaik?

Direktur Studi Gizi, Stanford Prevention Research Center dan Professor Kedokteran Rehnborg Farquhar Stanford, Christopher Gardner jika dihadapkan pada saran-saran yang kedengarannya saling bertentangan, ingatlah bahwa ada banyak pendapat beragam para ahli terkait nutrisi daripada yang diketahui masyarakat.

Ia menyarankan, daripada bingung memilih mana yang lebih baik dari 2 opsi baik, pilihlah opsi yang jelas-jelas baik. Misalnya, pilih telur daripada cemilan tinggi kalori dan gula.

Kemudian, coba ubah pilihan asupan protein. Ketimbang memperbanyak ayam dan daging saja, utamakan biji-bijian, kacang-kacangan, dan sayuran. Daging-dagingan bisa dijadikan "penyedap" masakan atau lauk, sehingga porsinya lebih sedikit.

Nah, itulah tips resolusi 2025 dari para pakar Stanford University. Berminat mencoba, detikers?




(twu/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads