Bupati Lombok Barat Lulusan Pesantren yang Bercita-cita Jadi Dosen

Profil Kepala Daerah

Bupati Lombok Barat Lulusan Pesantren yang Bercita-cita Jadi Dosen

Ahmad Viqi - detikBali
Jumat, 26 Agu 2022 21:15 WIB
Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid.
Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid. Foto: Ahmad Viqi/detikBali
Lombok Barat -

Cerita Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid, seorang lulusan pondok pesantren yang bercita-cita jadi dosen. Namun jalan hidup membawanya menjadi orang nomor satu di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Pria berusia 51 tahun itu, mengaku tak akan pernah melupakan perjuangan orang tua yang susah payah membiayai pendidikannya dari pondok pesantren hingga mendapatkan gelar sarjana dan magister (S2).

"Masih saya ingat bapak saya jual tanah kurang 1 hektare dulu di wilayah Senggigi seharga Rp 45 juta. Tanah itu dijual dan dapat beli tanah di dalam (kampung). Kondisi orang tua sudah biasa sengsara sejak saya menuntut ilmu di pondok pesantren," cerita Fauzan kepada detikBali, Kamis pekan kemarin (18/8/2022) di ruang kerjanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bupati Lombok Barat dua periode ini lahir dari keluarga biasa di Desa Sandik, Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat, NTB. Pria kelahiran 21 Mei 1971 ini, merupakan lulusan santri di Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan Pancor, Lombok Timur.

Kala mondok menuntut ilmu agama di Ponpes Pancor, Fauzan dengan rekan-rekannya membuat bedek (pondok dari pagar) pada halaman rumah warga sekitar tahun 1983 silam. Bedek dibuat sebagai tempat tinggal dan kamar tidur selama tiga tahun menuntut ilmu di sana.

ADVERTISEMENT

"Dulu saya masih ingat, satu kamar sama H Zuhad (52) yang sekarang jadi sopir saya. Kami ingat dulu berdua tidur satu dipan. Semua santri memang kumpul di situ," kenang Fauzan.

Menurut Fauzan, usai tiga tahun menempuh pendidikan di pondok, ia tamat dari Ponpes Pancor pada tahun 1987. Fauzan kemudian kembali melanjutkan mondok tiga tahun di Ponpes Islahuddiny Kediri tahun 1988. Selama mondok enam tahun, Fauzan tidak pernah bercita-cita menjadi seorang Bupati.

"Jadi, Sekda Lombok Barat Baehaqi itu dulu guru matematika saya. Sama Kepala Dinas Perhubungan Lombok Barat itu juga guru saya," katanya.

Sesuai adat orang Lombok, kata Fauzan, semua anak-anak di kampung halamannya diwajibkan mengaji. Yang dikenang Fauzan, ia memiliki orang tua yang sangat istiqomah mengajar anak-anaknya mengaji di rumah.

"Bapak saya itu guru ngaji. Malam ngajar, siang jualan, punya kios gitu. Saya bahkan ingat dulu bantu bungkus gula (ngetes gule). Jadi kalau ada ngetes gule orang-orang libur ngaji," katanya.

Ia mengungkapkan, ajaran masyarakat Lombok yang religius dan selalu mengutamakan agama, Fauzan lantas bercita-cita menjadi seorang dosen. "TGB Zainul Majdi (mantan Gubernur NTB) itu adik kelas saya. Tapi dia di Pondok Mualimin Pancor. Selama tiga tahun mondok di Pancor, saya ingat banyak kosa kata bahasa Arab dulu," kata Bupati.

Kenangan itu sangat membekas di benak Bupati Lombok Barat, yang masa jabatannya akan berakhir tahun 2024 nanti. Setelah lulus Tsanawiyah, Fauzan melanjutkan pendidikan Madrasah Aliyah (MA) setingkat SMA di Pondok Pesantren Islahuddiny Kediri, Lombok Barat.

"Jadi saya ingat betul waktu itu saya dipindahkan oleh orang tua setelah lulus di Pancor, itu karena ada yang bilang saya terlalu pacu (rajin). Jadi ke mana-mana saya bawa kitab dan pake peci. Jadi itulah alasan orang tua pindahkan sekolah ke Kediri," cerita Fauzan.

Setelah menyelesaikan pendidikan MTs dan MA, Fauzan melanjutkan pendidikan S1 Sastra Arab di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, sekarang (UIN Sunan Kalijaga). Setelah berhasil menamatkan pendidikan S1, ia melanjutkan pendidikan S2 Politik di Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

"Cita-cita saya waktu SD jadi dosen. Kenapa jadi dosen, ada guru di SD itu sedang kuliah. Yang paling pintar di kita itu adalah guru kita. Guru kita ini siapa yang paling pintar, ya guru mereka kan, yaitu dosen. Makanya pingin jadi dosen," kata Fauzan.

Dari semua kisah yang sempat dilewati, menurut Fauzan, itu merupakan Tahaddus Binikmah (kesyukuran atas nikmat) yang diberikan Tuhan kepada kedua orang tuanya, sehingga ia mampu menyelesaikan pendidikan. Ibunya buta huruf hingga sekarang, namun semangat menyekolahkan kelima anaknya tidak pernah padam.

"Semua saudara berpendidikan. Yang paling besar dimanja, sampai kuliah di Bali dulu. Saya nomor dua, adik-adik saya lulus kuliah semua," pungkasnya.

Fauzan Khalid menjadi Bupati Lombok Barat menggantikan posisi Zaini Aroni yang tersandung kasus suap tahun 2015 lalu. Fauzan diangkat menjadi Bupati pada bulan Februari 2016. Ia kembali terpilih menjadi bupati periode 2019-2024 berpasangan dengan Sumiatun (Zaitun) dari Partai Golkar.

Ayah dua anak ini pun berlabuh ke Partai Nasdem pada tahun 2021. Masa jabatan Fauzan dan Sumiatun dari Partai Golkar akan berakhir tepat tanggal 23 April 2024. Keinginan Fauzan untuk maju Pilgub 2024 belum ditentukan. Namun ia mengaku akan fokus mengajar di beberapa kampus di Mataram, selepas menjabat Bupati Lombok Barat.

"Saya ingin fokus ngajar. Karena dulu sempat mengajar selama jadi Ketua KPU NTB 2008-2013 di Universitas Muhammadiyah Mataram jurusan Politik kan. Kenapa fokus mengajar? Dengan mengajar kita akan tetap belajar," ucapnya.




(irb/irb)

Hide Ads