Diketahui muatan batu bara merupakan merupakan milik PT KPC (Kaltim Prima Coal) dan PT GEB (General Energi Bali) PLTU Celukan Bawang yang menjadi pihak penerima. Kemudian Perusahan Bongak Muat (PBM) PT Sentosa selaku pihak ekspedisinya.
Kepala Seksi (Kasi) Humas Polres Buleleng AKP I Gede Sumarjaya mengatakan kapal TBS 3301 yang bermuatan batu bara 9.722 MT, yang ditarik Tung Boat (TB) RIMAU 33 GT. 222 awalnya berlayar dari Pelabuhan Sangata Kalimantan Timur menuju daerah pelabuhan laut Celukan Bawang. Kapal itu berangkat pada tanggal 20 Juli 2022.
Kemudian pada saat posisi kapal berada di sebelah barat daya Pulau Kangean, kapal itu mengalami gangguan cuaca buruk, diterjang angin kencang dan ombak dengan ketinggian 2,5 meter sampai 3 meter. Akibatnya muatan batu bara tergerus ombak dan longsor ke sebelah kiri hingga menyebabkan kapal tongkang bernomor lambung BG TBS 3301 sedikit miring ke kiri.
"Menimbang jarak menuju Jetty PLTU Celukan Bawang sudah dekat maka Nakhoda Kapal TB Rimau, M. Kemaludin memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan, dan memberitahukan kepada operasional Jetty PLTU Celukan Bawang," ungkap Kasi Humas Polres Buleleng AKP I Gede Sumarjaya dalam keterangan tertulis, Selasa (23/8/2022).
Sumarjaya menyebut kapal bermuatan batu bara itu tiba di Pelabuhan Celukan Bawang pada tanggal 29 Juli 2022 sekitar pukul 16.15 Wita. Namun belum bisa melakukan proses bongkar muat mengingat stok batu bara di PT GEB masih penuh. Sehingga kapal TB Rimau memilih untuk melakukan lego jangkar.
Pemberitahuan belum bisa bongkar muat tersebut disampaikan pihak Agen PT Baruna Yoga Utama, sehingga posisi kapal masih ada di Jetty PLTU Celukan Bawang dan menunggu proses antrean bongkar muat.
"Akibat muatan kapal TB Rimau di Jetty PLTU Celukan Bawang belum bisa bongkar muat akhirnya mengalami kemiringan dan kandas pada tanggal 30 Juli 2022. Diambil tindakan dikandaskan supaya tidak semakin tenggelam guna mengantisipasi tumpahnya batu bara ke dalam laut," tambahnya.
Lanjut Sumarjaya menyebut sampai saat ini tindakan bongkar muat belum bisa dilakukan. Untuk itu pihaknya terus berupaya melakukan koordinasi dengan semua pihak termasuk dengan PT GEB PLTU Celukan Bawang untuk segera mengambil langkah agar dapat mempercepat proses bongkar muat.
"Harapannya agar semua pihak yang terkait untuk segera melakukan tindakan mengatasi masalah tersebut, supaya batubara tidak tumpah ke laut, kalau tidak cepat ditangani nantinya batu bara bisa tumpah ke laut dan dapat berakibat pencemaran lingkungan," tutup Sumarjaya.
(nor/nor)