Sebanyak 564 layang-layang beradu ketinggian dalam Festival Layang-layang Jembrana di Sirkuit All In One Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali, Minggu (13/8/2022). Para peserta atau Rare Angon tersebut berasal dari berbagai wilayah di Bali.
Pantauan detikBali di lokasi, beberapa peserta tampak berjibaku menaikkan layang-layang mereka lantaran kondisi angin kurang kencang. Bahkan, ada peserta yang harus mengulang beberapa kali untuk menerbangkan layangannya.
"Anginnya kurang bagus, sulit naikan layangan," kata I Gede Bagus Diwangkara (23) salah satu peserta asal Melaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peserta lain, I Kadek Putrawan (43) asal Denpasar mengaku baru pertama kali mengikuti lomba laying-layang di Jembarana. Dirinya bersama 50 anggota kelompok rare anggon Pala Kiwa sengaja datang ingin mencoba keras kencangnya angin di wilayah pesisir Jembrana.
"Tempatnya cukup mendukung. Tapi, anginnya kurang kencang. Kita membawa layanan big size, ukurannya 8,5 meter, bentuk beban. Mudahan bisa naik selamat dan tidak rusak," katanya.
Ada beberapa kategori layang-layang yang dilombakan dalam festival tersebut. Di antaranya kategori layang-layang kreasi, bebean tradisional, celepuk, janggan, kuwir dan pecukan.
Ketua Panitia Festival Layang-layang Jembrana I Made Tarma mengatakan lomba tersebut diselenggarakan untuk melestarikan tradisi permainan tradisional Bali, khususnya laying-layang. Agenda tahunan tersebyt sekaligus untuk memeriahkan rangkaian HUT ke-77 Republik Indonesia.
"Sebelum COVID-19, peserta mencapai 700-an lebih. Sekarang total peserta 564 layangan. Turun tidak terlalu banyak," kata Tarma.
(iws/iws)