Sejak Jumat (22/7/2022) lalu, sebanyak 17 petugas parkir yang ada di bawah naungan Perumda Bhukti Praja Sewakadarma, mengenakan rompi berwarna merah lengkap dengan dua QR code QRIS. Kini masyarakat Denpasar, Bali, yang ingin membayar biaya parkir bisa cashless atau non tunai melalui QRIS tersebut.
Kasubag Pelaporan dan Pengaduan Perumda Bhukti Praja Sewakadarma, Desak Made Ekaprastyawati (42), menjelaskan dalam waktu dekat pihaknya juga akan kembali mendistribusikan rompi tersebut kepada 35 petugas parkir lainnya di Denpasar. Pihaknya menargetkan sebanyak 52 petugas parkir di Denpasar, dalam uji coba pembayaran cashless tersebut.
"Petugas yang sekarang sudah memakai rompi di Lapangan Puputan Badung ada 15 orang dan BPD Gajah Mada ada dua orang," ujarnya, Minggu (31/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, program tersebut merupakan inovasi terbaru pihaknya dan BPD Bali, guna memudahkan masyarakat yang tidak membawa uang kecil. Selain itu, pihaknya juga ingin mendukung kebijakan pemerintah dalam menggencarkan pembayaran non tunai. Nantinya bagi masyarakat yang ingin membayar parkir via QRIS, dapat memilih QR code sesuai kendaraan yang dimilikinya.
Adapun biaya parkir untuk sepeda motor, yakni Rp 1 ribu dan mobil Rp 2 ribu. Petugas parkir ini juga memiliki QR code yang berbeda-beda karena nantinya akan terkait dengan persentase jasa petugas parkir untuk penggajian.
"Karena ini butuh sosialisasi untuk penerapannya, ditambah dengan nominalnya yang juga kecil, kami pantau baru satu orang di Lapangan Puputan Badung yang pakai, sementara di BPD sudah ada delapan. Jumlahnya masih sangat minim karena rompi yang baru diserahkan dan memang perlu sosialisasi," ujarnya.
Menurutnya, dengan adanya pembayaran parkir cashless tersebut dapat meminimalisir petugas parkir nakal yang menggelapkan setoran hingga tidak memberikan karcis.
Sementara itu, salah satu pengunjung di Lapangan Puputan Badung, yakni Rafli Ramadhani (22), mengaku baru hari ini, Jumat (31/7/2022), mengetahui informasi adanya pembayaran parkir cashless tersebut.
"Baru tahu dan belum coba juga. Tapi, saya rasa di zaman sekarang ini sepertinya bayar dengan QRIS lebih simpel. Mungkin nanti akan saya coba untuk bayar parkir pakai QRIS," katanya ketika ditemui di Lapangan Puputan Badung, Jalan Surapati, Denpasar, Bali.
Ia mengaku pembayaran parkir cashless tersebut terbilang kebijakan yang bagus karena selain mempermudah masyarakat, juga sebagai upaya mengurangi kontak fisik di masa pandemi COVID-19.
Beda halnya dengan Rafli Ramadhani, Putra Kiana (17), mengaku kurang setuju dengan adanya pembayaran parkir cashless tersebut. Ia pun mengaku belum ada keinginan untuk mencoba pembayaran non tunai karena telah terbiasa dan lebih nyaman ketika melakukan pembayaran secara tunai.
"Saya lebih milih untuk bayar cash karena lebih cepat dan saya juga belum pernah pakai QRIS," akunnya.
(irb/nor)