Putra dari Prof. dr. I Goesti Ngoerah Gde Ngoerah, Anak Agung Ngurah Adhi Ardhana menuturkan bahwa semasa hidup Prof. dr. I Goesti Ngoerah Gde Ngoerah menceritakan bahwa ajiknya (ayah) merupakan sosok yang rendah hati yang sedikit bicara namun membuktikan semua perjuangannya melalui kerja keras. Sehingga tak heran banyak hal positif yang dijadikan teladan oleh 8 anaknya.
Adapun beberapa petuah Prof. dr. I Goesti Ngoerah Gde Ngoerah yang hingga kini terekam di kepala Adhi Ardhana, di antaranya harus selalu mengingat sebuah kalimat 'Eda Ngaden Awak Bise, Depang Anake Ngadanin' hingga 'Seperti Padi, Semakin Berisi, Semakin Merunduk'.
"Ajik selama hidupnya juga tidak pernah memungut bayaran kalau praktek di rumah. Jadi, beliau setelah selesai bekerja sekian jam di universitas, kemudian di rumah sakit, dan sekitar jam 5 sore sampai 12 malam beliau buka praktek. Ini dilakukan beliau sampai Ia terkena Parkinson dan digantikan dengan kakak saya, dokter Nuartha dan dia juga menerapkan hal yang sama seperti Ajik," tutur anak ke delapan Prof. dr. I Goesti Ngoerah Gde Ngoerah dan I Goesti Ayu Oka Arwati ini.
![]() |
Untuk diketahui, Prof. dr. I Goesti Ngoerah Gde Ngoerah sendiri adalah dokter pertama yang merintis dan membantu di RSUP Sanglah pada bagian kebidanan & kandungan dari sejak awal pindahnya bagian kebidanan RS Wangaya. Ia juga ditunjuk sebagai Dokter Kepresidenan Presiden Soekarno di Bali dan sebagai Rektor Universitas Udayana sejak 29 September 1968 dengan dua kali masa jabatan.
Adapun beberapa prestasi yang dimilikinya, di antaranya sebagai Dokter Spesialis pertama keturunan Bali dan juga Spesialis Saraf pertama di Bali. Lalu, Ia juga mendapat Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya dari Presiden Republik Indonesia di Jakarta, 26 April 1976.
(nor/nor)