Keduanya merupakan syariat yang didasarkan pada kisah Nabi Ibrahim Alaihis Salam yang dengan tabah dan ikhlas menerima ujian dari Allah Subhanahu wa ta'ala. Ujian yang tentunya akan sulit untuk dinalarkan karena Nabi Ibrahim Alaihis Salam mendapatkan perintah untuk mengurbankan putra tercintanya, Nabi Ismail Alaihis Salam.
Ujian itu semata-mata memastikan bahwa Nabi Ibrahim Alaihis Salam memiliki kualitas keimanan dan ketakwaan yang tidak diragukan. Sehingga dalam ujian itu, Allah Subhanahu wa ta'ala menebus Nabi Ismail Alaihis Salam dengan seekor domba yang besar. Ketabahan dan ketawakalan ayah dan anak itu kemudian diabadikan ke dalam Al Qur'an.
Berkaca dari itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Tabanan, Askur Susanto, menyebutkan Idul Adha merupakan momen untuk menguji keyakinan dan ketaatan seorang muslim dalam hubungannya kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.
Ujian pada hubungan yang bersifat vertikal ini terimplementasikan melalui ibadah kurban yang memerlukan keikhlasan, ketulusan, kesabaran, dan rasa syukur. Allah Subhanahu wa ta'ala pastinya akan selalu menguji umatnya dengan berbagai keadaan; ketakutan, kelaparan, kekurangan, bahkan kekuasaan.
Di luar hubungan yang bersifat vertikal tersebut, ibadah kurban juga memuat peringatan mengenai tanggung jawab manusia sebagai makhluk sosial kepada sesama. Sehingga ibadah kurban, dalam kehidupan bermasyarakat, memiliki fungsi penting untuk melatih kepekaan sosial seorang muslim. Terutama dalam membantu mereka yang kekurangan dan membutuhkan.
Melalui kisah itu, umat Islam diajarkan untuk pentingnya menumbuhkan jiwa sosial. Bukan saja kepada sesama umat Islam, namun juga masyarakat secara luas.
Momen Idul Adha juga mengingatkan jiwa sosial yang didasari kesabaran dan ketakwaan merupakan didikan Islam yang harus terus dipelihara. Sehingga pada level ini, ibadah kurban memiliki fungsi sosial yang penting dalam merawat hubungan sesama manusia pada konteks apapun; baik sebagai anggota keluarga maupun sebagai seorang warga.
(Disarikan dari Wawancara dengan Chairul Amri Simabur)
(irb/irb)