Setiap hari raya Idul Adha, takbiran menjadi tradisi yang tak pernah terlewatkan. Suara takbir menambah semarak suasana hari raya Kurban yang penuh makna pengorbanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Namun, ada pertanyaan yang sering muncul, sebenarnya takbiran Idul Adha berapa hari dikumandangkan?
Meski takbiran sudah menjadi tradisi umum, durasi waktu takbir yang sesuai syariat Islam tidak secara eksplisit disebutkan dalam Al-Qur'an. Para ulama kemudian merujuk pada ayat Al-Qur'an dan hadis untuk menentukan berapa lama waktu takbiran Idul Adha dilakukan.
Takbiran Idul Adha Berapa Hari?
Dilansir dari laman Dompet Dhuafa, scara harfiah, takbir adalah mengucapkan kalimat Allahu Akbar (Allah Maha Besar). Dalam konteks Idul Adha, takbiran dilakukan untuk mengagungkan Allah dan menandai momen hari raya serta ibadah kurban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak ada dalil dalam Al-Qur'an yang secara eksplisit menyebutkan berapa hari takbiran Idul Adha harus dikumandangkan. Namun, para ulama mengaitkan hal ini dengan ayat dari surah Al-Hajj ayat 28 yang berbunyi, "... dan menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan ...".
Ayat ini menunjuk pada anjuran untuk menyebut nama Allah SWT selama hari-hari tertentu yang sudah ditetapkan, yakni hari raya Idul Adha dan hari-hari tasyrik (11, 12, 13 Zulhijah). Takbir, tahlil, dan tahmid menjadi bagian dari ibadah yang dianjurkan pada hari-hari tersebut.
Beberapa hadis sahih memberikan gambaran tentang lamanya waktu takbiran Idul Adha. Hadis dari Ibnu Umar, diriwayatkan Imam Ahmad:
Rasulullah SAW bersabda, "Tiada suatu hari pun yang lebih besar di sisi Allah, dan yang lebih disukai untuk dilakukan amal di dalamnya selain hari-hari yang sepuluh ini. Maka, perbanyaklah oleh kalian di hari-hari ini membaca tahlil, takbir, dan tahmid."
Hadis ini menunjukkan bahwa amal ibadah, termasuk takbir, dianjurkan dilakukan selama sepuluh hari pertama bulan Zulhijah.
Sementara hadis dari Imam Bukhari: "Ibnu Umar dan Abu Hurairah keluar menuju pasar di hari-hari belasan Zulhijah, keduanya bertakbir dan orang-orang yang ada di pasar ikut bertakbir bersama mereka,".
Hadis ini menunjukkan tradisi takbiran berlangsung hingga hari-hari tasyrik (11, 12, 13 Zulhijah). Hal ini sependapat dengan Imam Ahmad, Abu Saur, dan Sufyan Saury. Menurut mereka, takbir Idul Adha dikumandangkan mulai dari waktu subuh pada hari Arafah (9 Zulhijah) hingga waktu asar pada hari terakhir tasyrik (13 Zulhijah).
Dengan demikian, berdasarkan dalil dan hadis tersebut, takbiran Idul Adha dikumandangkan selama lima hari, yakni dimulai dari waktu subuh tanggal 9 Zulhijah (hari Arafah), berlanjut pada hari Idul Adha (10 Zulhijah), dan berlangsung hingga waktu asar pada hari terakhir tasyrik, tanggal 13 Zulhijah.
Hal ini seperti yang dikatakan Ustaz Ahmad Mundzir dalam penjelasannya yang dikutip dari NU Online menjelaskan, takbir Idul Adha dikenal sebagai takbir muqayyad, yakni takbir yang memiliki waktu pelaksanaan khusus. Takbir ini dibaca setelah melaksanakan salat, baik salat fardu maupun sunah.
Ia juga mengutip pendapat ulama madzhab Syafi'i yang menyebut bahwa waktu pembacaan takbir muqayyad dimulai sejak subuh hari Arafah (9 Dzulhijjah) hingga asar pada hari terakhir tasyrik (13 Zulhijah).
Artinya, takbir Idul Adha berlangsung selama lima hari dan dibaca setiap selesai salat dalam rentang waktu tersebut. Selama periode ini, umat Islam dianjurkan memperbanyak bacaan takbir, tahlil, dan tahmid sebagai bentuk pengagungan kepada Allah SWT, serta untuk menyemarakkan hari raya Idul Adha.
Lafal Takbir Hari Raya Idul Adha
Kalimat takbir sangat dianjurkan untuk dilafalkan mulai malam hari sebelum perayaan hari raya Idul Adha, juga beberapa hari setelahnya. Mengutip dari situs NU Online, berikut ragam bacaan takbir Idul Adha.
Takbir Idul Adha (1)
Takbir dilafalkan sebanyak tiga kali sebagaimana penjelasan Imam An-Nawawi dalam Kitab Al-Majmu', Syarhul Muhadzdzab:
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ
Arab Latin: Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar.
Artinya: Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar.
Selain tiga takbir ini, dapat ditambahkan dengan zikir sebagaimana zikir-takbir Rasulullah SAW di bukit Shafa yang diriwayatkan Imam Muslim:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الِلّٰهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الاَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ
Arab Latin: Allāhu akbar kabīrā, walhamdu lillāhi katsīrā, wa subhānallāhi bukratan wa ashīlā, lā ilāha illallāhu wa lā na'budu illā iyyāhu mukhlishīna lahud dīna wa law karihal kāfirūn, lā ilāha illallāhu wahdah, shadaqa wa'dah, wa nashara 'abdah, wa hazamal ahzāba wahdah, lā ilāha illallāhu wallāhu akbar.
Artinya: Allah maha besar. Segala puji yang banyak bagi Allah. Maha suci Allah pagi dan sore. Tiada tuhan selain Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya, memurnikan bagi-Nya sebuah agama meski orang kafir tidak menyukainya. Tiada tuhan selain Allah yang esa, yang menepati janji-Nya, membela hamba-Nya, dan sendiri memorak-porandakan pasukan musuh. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar.
Takbir Idul Adha (2)
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ
Arab Latin: Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar. Lā ilāha illallāhu wallāhu akbar. Allāhu akbar wa lillāhil hamdu.
Artinya: Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar. Segala puji bagi-Nya.
Takbir Idul Adha (3)
Sebagian ulama mazhab As-Syafi'i menambahkan lafal takbir berdasarkan pandangan Imam As-Syafi'i pada qaul qadim:
اللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا اللهُ اَكْبَرُ عَلَى مَا هَدَانَا وَالحَمْدُ للهِ عَلَى مَا أَوْلَانَا وَأَبْلَانَا
Arab Latin: Allāhu akbar kabīrā, walhamdu lillāhi katsīrā, Allāhu akbar 'alā mā hadānā, wal hamdu lilāhi 'alā mā awlānā wa ablānā.
Artinya: Allah maha besar, segala puji yang banyak bagi Allah. Allah maha besar atas hidayah-Nya kepada kita. Segala puji bagi Allah atas nikmat dan ujian-Nya untuk kita.
(hil/irb)