Alarm tampak terdengar kencang di area sekolah SD Saraswati 6 Denpasar pada Senin (23/5/2022).
Alarm ini merupakan peringatan terjadinya gempa bumi.
Bunyi alarm ini kemudian disusul dengan puluhan siswa kelas V dan VI yang tampak melindungi kepala mereka dengan tas gendongnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puluhan siswa ini kemudian berbaris dan berjalan secara cepat menuruni tangga menuju lantai 1.
Setelah itu, mereka berkumpul di lapangan sembari diarahkan oleh para gurunya untuk membuat barisan.
Kegiatan tadi merupakan kegiatan simulasi kebencanaan dari pihak BPBD Kota Denpasar bersama dengan SD Saraswati 6 Denpasar.
detikBali kemudian menemui salah satu siswi, yakni Komang Hemma Melshinta.
Ia mengaku ini merupakan kali pertamanya mengikuti simulasi tersebut.
"Seneng bisa ikut dan seru juga karena bisa bareng sama teman-teman," ujar siswi berusia 11 tahun ini.
Menurutnya, kegiatan ini sangat penting karena Ia dan teman-temannya dapat mengetahui apa yang harus mereka lakukan ketika terjadi gempa bumi.
"Informasinya penting buat kita jaga-jaga kalau ada bencana," kata siswi kelas VI ini.
Sementara itu, salah satu siswi lainnya, yakni Desak Made Orissa Arta mengaku senang bisa mengikuti kegiatan ini.
"Karena bisa lebih tahu apa yang harus dilakuin kalau ada gempa," sebut siswi kelas VI ini.
Menurutnya, sebelum mengikuti simulasi ini, Ia merasa khawatir dan panik ketika ada gempa.
"Tapi sekarang lebih tenang dan gak terlalu panik soalnya sudah tahu apa yang harus dilakukan," katanya.
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Denpasar, A.A. Ngurah Anom Surya Kencana mengatakan kegiatan simulasi ini merupakan salah satu bagian dari Standar Pelayanan Minimum (SPM) pihaknya.
''Instruksi dari pusat bahwa seluruh lapisan masyarakat harus diberikan informasi mengenai bahaya bencana. Sehingga kami menyasar dari pendidikan terdini mungkin," kata A.A. Ngurah Anom Surya Kencana ketika ditemui detikBali di SD Saraswati 6 Denpasar, Jalan Gang Kemuning III No 1 B Tonja, Denpasar.
Menurutnya, kedepannya setiap tanggal 26 pihaknya akan menyelenggarakan simulasi kebencanaan guna memperingati tanggal 26 April sebagai hari kesiapsiagaan bencana nasional.
"Kedepannya sekolah-sekolah wajib mengikuti simulasi dan kami sudah berkoordinasi dengan pihak terkait. Ini agar sekolah dapat mengetahui kesiapsiagaan bencana supaya sekolah dapat mandiri," sebutnya.
Sementara itu, Waka Humas SD Saraswati 6 Denpasar, Made Mardika menjelaskan bahwa kegiatan simulasi ini sangat penting sekali.
"Terutama memberikan pendidikan kepada peserta didik kami sehingga mereka bisa memiliki pengetahuan tentang tanggap bencana. Harapan kami tentunya astungkara tidak ada bencana. Tapi, kalau misalnya terjadi bencana berarti kita sudah mempersiapkan peserta didik kami untuk tanggap terkait dengan kebencanaan," jelasnya.
Adapun jumlah peserta yang mengikuti simulasi tersebut, yakni kurang lebih 800 siswa yang kemudian dibagi jadi dua sesi.
Sesi pertama diikuti siswa kelas I, V dan VI.
Kemudian sesi kedua diikuti kelas II, III dan IV.
"Kami secara kontinyu akan melakukan kegiatan ini. Hari ini kami prioritaskan untuk gempa bumi dulu tetapi secara berkelanjutan kami akan memberikan edukasi lanjutan seperti terkait dengan kebakaran, tsunami, dan bencana lainnya," tambahnya.
(kws/kws)