Nasib apes dialami Wayan Dana dan lima orang temannya di Badung, Bali, pada Sabtu (23/4/2022). Jukung (perahu kecil) yang mereka tumpangi tiba tiba mati mesin saat berada di sebelah selatan Perairan Uluwatu. Para pemancing tersebut sempat terombang ambing di lautan selama beberapa jam.
Kejadian tersebut bermula saat Wayan Dana dan lima rekannya bertolak dari Pantai Kelan, sekitar pukul 07.00 WITA pada Sabtu (23/4/2022). Lima rekan Wayan Dana terdiri atas Nyoman Sutika, Putu Ari Cakra, Gede Mursama, Doni Setiawan dan Dwi Wahyu.
Mereka berangkat dengan menggunakan jukung berwarna biru dengan mesin 15 PK untuk mencari ikan. Setelah berada di perairan untuk memancing selama sekitar 5 jam, mesin jukung tiba tiba mati. Mereka lantas meminta bantuan evakuasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wayan Dana menghubungi pos siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar (Basarnas) Bali Basarnas Bali menerima laporan hilangnya pemancing itu pada pukul 17.05 WITA. Ketika laporan diterima, tim Basarnas langsung mengecek posisi jukung.
"Ketika laporan kejadian kami terima dari salah seorang target, posisi jukung berada di sekitar koordinat 08Β° 54" 40.99'S - 115Β° 4"9.27'T," ujar Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar (Basarnas) Bali Gede Darmada, dalam keterangannya dikutip detikBali Minggu (24/4/2022).
Tim SAR Basarnas Bali bergerak dari Pelabuhan Benoa dengan menggunakan rigid inflatable boat (RIB), boat khusus yang biasa digunakan untuk penyelamatan korban di air. Estimasi jaraknya hingga posisi diperkirakan jukung tersebut berada berkisar 12 NM.
"Ada 6 personil yang ditugaskan melakukan pencarian dan akhirnya pada pukul 18.35 WITA mereka berhasil ditemukan dalam keadaan selamat,'' jelasnya.
Jukung selanjutnya ditarik menuju ke Pantai Kedonganan. Para pemancing akhirnya berhasil dievakuasi dan tiba di Kedonganan pada pukul 21.41 WITA.
"Tim SAR bersama target sandar pada pukul 21.41 WITA, dengan jarak tempuh 17 NM kecepatan 3.5 knot, jelas Darmada.
Pencarian tersebut tidak hanya melibatkan unsur Basarnas tetapi juga berbagai pihak yakni Lanal Benoa, Polair Polda Bali, Ditsamapta Polda Bali, Kelompok Nelayan Kelan dan masyarakat setempat.
(nke/nke)