Mih! Puluhan Bangunan Hilang Kena Abrasi, Termasuk Sekolah-Musala

Mih! Puluhan Bangunan Hilang Kena Abrasi, Termasuk Sekolah-Musala

I Ketut Suardika - detikBali
Selasa, 19 Apr 2022 10:15 WIB
Salah satu rumah warga yang rusak karena daratan tergerus abrasi dan diterjang gelombang tinggi, Senin (18/4/2022) (I Ketut Suardika/DetikBali)
Salah satu rumah warga yang rusak karena daratan tergerus abrasi dan diterjang gelombang tinggi, Senin (18/4/2022) (I Ketut Suardika/detikBali)
Jembrana -

Puluhan bangunan milik warga di kawasan pesisir Pantai Buahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali, sudah hilang tergerus abrasi. Warga sekitar selalu was was setiap bulan purnama.

Setiap bulan purnama, warga pesisir Pantai Pebuahan, selalu dihantui dengan gelombang tinggi yang akan menghantam rumahnya. Abrasi yang semakin parah membuat bibir pantai dekat dengan rumahnya tergerus. Bahkan sudah puluhan bangunan milik warga hilang karena abrasi. Pada bulan purnama kemarin, warga masih bisa tenang karena meskipun air laut naik, tidak ada gelombang tinggi dan angin kencang.

"Kalau sampai gelombang tinggi dan angin kencang, orang disini tidak ada yang berani tidur pak," kata Sarbini, (72), warga Banjar Pebuahan, Selasa (19/4/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sarbini dan puluhan warga lain selalu waswas setiap purnama, karena daratan sudah banyak tergerus abrasi dan pantai sudah dekat dengan bangunan rumahnya. Rumah salah satu anak Sarbini juga rusak. Saat ini rumahnya hanya tinggal separuh. Karena sudah tidak layak ditempati, anaknya pindah rumah menempati rumah adiknya.

"Kalau masih tetap di rumah lama, takut tambah hancur lagi kalau gelombang tinggi lagi," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Warga lain, Hariyanto, juga mengalami hal serupa. Tempat usaha warung makan ikan bakar miliknya sebagian besar sudah hancur. Saat ini hanya tersisa lahan yang sempit depan rumahnya. Padahal dulu waktu awal membuka usaha, jarak pantai dari jalan desa yang ada di depan rumahnya sekitar 100 meter.

Saat ini, antara bibir pantai dan jalan desa sudah tersisa kurang satu meter, bahkan garis pantai sudah menyentuh jalan yang dirabat beton. Heriyanto menambahkan, kerusakan akibat abrasi ini sudah sangat parah. Sekolah, musala, akses jalan, bahkan dalam sepuluh tahun terakhir sekitar 2,6 kilometer terdampak abrasi dengan luas daratan yang sudah hilang hingga 100 meter Semua itu, kata Heriyanto, sarana dan fasilitas umum yang penting.

"Kalau masih nunggu lagi, semakin banyak rumah warga yang hilang karena abrasi," tukasnya.

Warga berharap penanganan abrasi yang terjadi bisa segera dilakukan. Karena apabila dibiarkan, maka akan membuat semakin banyak warga kehilangan tempat tinggal.




(nke/nke)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads