Japelidi Sasar Anak Muda yang Hobi Main Medsos

Japelidi Sasar Anak Muda yang Hobi Main Medsos

Tim detikBali - detikBali
Selasa, 05 Apr 2022 18:33 WIB
Suasana Pelatihan Literasi Digital bagi Pemuda di Indonesia Timur
Suasana pelatihan literasi digital di Kintamani, Bangli, Bali. (dok Japelidi)
Bangli -

Media sosial (medsos) kini seolah tak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat, khususnya para generasi muda. Namun di balik penggunaan media sosial yang makin marak, banyak masyarakat yang tidak menyadari bahayanya. Seperti diketahui, ada banyak berita bohong atau hoax yang tersebar melalui media sosial.

Maraknya penyebaran hoax di media sosial dan minimnya pemahaman masyarakat terkait hal itu, mengundang keprihatinan sejumlah akademisi dari berbagai universitas di Indonesia. Atas dasar keprihatinan tersebut, maka terbentuk Japelidi, atau Jaringan Pegiat Literasi Digital.

Lahir pada tahun 2017, Japelidi hadir sebagai komunitas pegiat literasi digital dengan beragam kegiatan untuk meningkatkan kompetensi literasi digital masyarakat. Sejumlah akademisi dari 81 perguruan tinggi di 31 wilayah Indonesia tergabung dalam jaringan ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bekerjasama dengan MyAmerika Surabaya, pusat informasi dan kebudayaan Amerika Serikat, Japelidi kini tengah getol menyasar kaum muda yang hobi bermain medsos. Komunitas ini terutama menyasar generasi muda di wilayah Indonesia timur melalui program pelatihan "Penguatan Literasi Digital Pemuda di Indonesia Timur". Target utamanya adalah memerangi disinformasi yang kerap terjadi.

Minggu (3/4/2022) lalu, tak kurang 25 orang anak muda dari wilayah Kabupaten Bangli telah mengikuti pelatihan yang digelar untuk pertamakalinya. Pelatihan yang digelar di Kintamani Bangli itu merupakan satu dari 20 pelatihan sejenis yang bakal digelar hingga beberapa bulan ke depan. Melalui pelatihan tersebut, Japelidi akan menyasar setidaknya 500 anak muda di Indonesia Timur.

ADVERTISEMENT

Pelatihan menghadirkan pegiat literasi Ni Made Ras Amanda G, Dosen Universitas Udayana yang sekaligus koordinator pelatihan. Amanda memberikan pelatihan terkait etika dalam bermedia digital. Pelatihan turut diisi oleh I Komang Agus Widiantara, Dosen STAHN Mpu Kuturan Singaraja dengan topik kejahatan digital.

Kegiatan ini turut dirangkaikan dengan soft launching Modul Lentera Literasi Digital. Modul ini merupakan hasil diskusi kelompok terfokus dengan anak-anak muda di Indonesia Timur yang terselenggara pada tahun 2021 lalu.

Koordinator Nasional Japelidi, Novi Kurnia mengatakan, kehadiran modul ini melengkapi serangkaian publikasi yang dilakukan Japelidi, baik konteks riset, kolaborasi literasi digital, dan pelatihan.

"Hingga saat ini, kami sudah menerbitkan 15 buku modul terkait cakap digital dengan panduan 10 kompetensi literasi digital yang dirumuskan oleh Japelidi dengan tema yang beragam. Selain modul, juga buku riset literasi digital, kolaborasi lawan hoaks, artikel jurnal, dan lainnya," jelas Novi. Pihaknya berharap modul tersebut dapat dimanfaatkan anak-anak muda untuk menambah pengetahuan terkait iterasi digital.

Kepala Humas Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, Angie Mizeur berharap pelatihan penguatan literasi digital tersebut mampu mampu mengkampanyekan penggunaan media digital yang kritis. Tak hanya di Indonesia, diakui Angie, disinformasi masih menjadi masalah bersama yang juga dialami di Amerika.

"MyAmerika Surabaya bangga dapat mendukung Japelidi dalam inisiatif untuk menjangkau siswa sekolah menengah dan para guru dalam rangka meningkatkan literasi digital di berbagai wilayah prioritas di seluruh Indonesia," tambah Angie.




(nke/nke)

Hide Ads