Pelajar SMP di Lombok Timur Tulis Novel Futuristik, Ini Kisahnya

Pelajar SMP di Lombok Timur Tulis Novel Futuristik, Ini Kisahnya

Sanusi Ardi W - detikBali
Selasa, 22 Jul 2025 17:55 WIB
Siswa SMP di Lombok Timur, Ahmad Toriq Alqahtani, penulis novel, bersama ibunya Sri Handayani, Selasa (22/7/2025).
Siswa SMP di Lombok Timur, Ahmad Toriq Alqahtani, penulis novel, bersama ibunya Sri Handayani, Selasa (22/7/2025). (Foto: Sanusi Ardi/detikBali)
Lombok Timur -

Ahmad Toriq Alqahtani, siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sakra, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), berhasil menulis dan menerbitkan novel pertamanya di usia 13 tahun. Meski dikenal pendiam dan kerap mengurung diri di kamar, Alqa-sapaan akrabnya-berhasil menyelesaikan sebuah karya fiksi berjudul Deepalaqua Association.

Novel ini mengisahkan seorang pemuda jenius bernama Gunerves yang memilih untuk tidak menyerah. Dengan visi besar dan semangat yang tak tergoyahkan, Gunerves mendirikan kembali Deepalaqua Association, sebuah lembaga revolusioner yang menyatukan teknologi, energi hijau, dan solusi pangan berkelanjutan.

Meski mengangkat tema berat dan futuristik, inspirasi novel tersebut justru datang dari tontonan kartun favorit Alqa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada film kartun tapi saya lupa judulnya, itu sudah lama saya tonton, film tersebut cerita akhirnya tidak ekspektasi, makanya saya buat ulang ceritanya," kata Alqa saat ditemui detikBali di rumahnya di Desa Rumbuk, Kecamatan Sakra, Selasa (22/7/2025).

Menulis dengan HP Saat Libur Sekolah

Alqa mulai menulis novel tersebut setelah lulus dari Sekolah Dasar. Ia mengisi waktu luang saat liburan panjang sebelum masuk SMP dengan menulis menggunakan handphone.

ADVERTISEMENT

"Saya menulisnya pakai HP, kadang-kadang kalau lagi bosan dan mengisi waktu luang saat libur itu saya menulis, kurang lebih selama setahun saya menulis buku ini," tuturnya.

Siswa SMP di Lombok Timur, Ahmad Toriq Alqahtani, penulis novel, bersama ibunya Sri Handayani, Selasa (22/7/2025).Novel yang ditulis Ahmad Toriq Alqahtani. (Foto: Sanusi Ardi/detikBali)

Selama proses menulis, Alqa tidak pernah mengikuti kursus atau les menulis. Ia belajar secara otodidak melalui media sosial.

"Kan kalau buka Instagram tuh atau TikTok itu saja saya lihat dan pelajari, kalau untuk les menulis atau kursus tidak pernah," ujar Alqa.

Kirim Naskah via TikTok

Pada 2025, Alqa mencoba mengirim naskah novel ke sebuah penerbit setelah menemukan informasinya di media sosial.

"Awal-awal kan saya lihat di TikTok, ngeliat cara daftarnya bagaimana, kemudian saya daftar dan kirim naskahnya. Selang satu minggu akhirnya diterbitkan," cerita Alqa.

Ia mengungkapkan, naskah yang dikirim tidak mengalami revisi besar. Penerbit hanya memintanya mengubah format tulisan menjadi Microsoft Word, karena sebelumnya ditulis lewat HP.

Di sekolah, Alqa termasuk siswa berprestasi. Ia pernah dikirim untuk mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN) dan aktif sebagai pengurus OSIS di SMP Negeri 2 Sakra.

"Cita-cita ingin jadi ahli biomedis dan novelis," katanya.

Dikenal Pendiam, Ternyata Menulis Diam-diam

Ibu Alqa, Sri Handayani (40), mengaku tidak menyangka anak bungsunya menulis novel secara diam-diam. Ia mengenal Alqa sebagai anak pendiam dan penurut yang lebih banyak menghabiskan waktu di kamar.

"Di kamar setahu saya Alqa hanya nonton, tapi nontonnya itu kadang-kadang yang bahas sejarah-sejarah, filosofi gitu, seperti di YouTube kan ada tuh Guru Gembul, itu dah ditonton, yang berat-berat pembahasannya pokoknya," ungkap Sri.

Sri juga mengaku sempat meragukan kemampuan Alqa tampil di depan umum, karena anaknya jarang berbicara.

"Dulu pernah saya ikutkan masuk di badminton tapi saya heran kok gak ada perkembangan, tapi kemarin waktu ada lomba baca puisi di sekolahnya saya sempat ragu, karena selama ini dia jarang bicara apalagi di depan orang banyak," ucap Sri.

Meski demikian, Sri mendukung penuh minat Alqa selama kegiatannya positif.

"Selalu kami dukung selama itu positif, kemarin sudah kami belikan iPad juga, tapi tetap sebagai orang tua kami awasi dan batasi penggunaannya," imbuhnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Legislator soal Siswa SMP Belum Bisa Baca: Indonesia Emas Jadi Cemas"
[Gambas:Video 20detik]
(dpw/dpw)

Hide Ads