Menulis novel sudah menjadi bagian dari hidup Vica Azizah. Setelah sukses dengan dua judul novel, mojang Bandung ini bersiap menerbitkan novel ketiganya.
Perempuan kelahiran Bandung 27 Juli 1991 ini berkecimpung di dunia menulis sejak beberapa tahun yang lalu. Karya pertamanya berjudul 'Edelweis' di tahun 2021 dan berlanjut dengan karya kedua yang berjudul 'Ahira' di tahun 2023.
Baca juga: Mengenal si 'Raksasa' Berleher Panjang |
Tak puas hanya dengan dua karya, Vica kini tengah menggarap karyanya yang ketiga. Novel ketiganya itu masih dalam proses penulisan naskah dan prosesnya terus dia kebut untuk segera dirampungkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski masih dalam proses pengerjaan, Vica membocorkan bahwa di novel ketiga ini dia akan menceritakan tentang ikatan antara anak dan kedua orang tua yang sudah berpisah. Dia memastikan, latar belakang cerita diambil dari kisah nyata.
"Proses pembuatan naskah kali ini terbilang lebih sulit daripada dua novel yang telah rilis sebelumnya, karena penggambaran emosi masing masing tokoh dibuat lebih detail dengan di bumbui oleh konflik yang lebih kompleks. Dan cerita ini ditulis berdasarkan kisah nyata," kata Vica, Minggu (23/2/2025).
Menurut Vica, seorang anak akan mendapatkan dampak dari struktural keluarga yang tidak utuh. Karena itu dia merasa perlu mengangkat tema tentang perceraian orang tua di karyanya kali ini.
"Saya melihat ada urgensi untuk meningkatkan awareness yang ingin saya sebarkan kepada public mengenai konflik dalam kasus perceraian yang pada akhirnya bisa berdampak negatif pada anak," kata
Sebagai penulis, Vica berupaya objektif untuk tetap egaliter dalam membuat karya. Sebab, semua pihak bisa saja menjadi korban saat terjadi perceraian.
"Saya juga ingin membuka sisi lain dimana laki laki bisa saja menjadi korban dari seorang perempuan," ucapnya.
Menurut Vica, menulis adalah salah satu terapi untuk meregulasi emosi manusia. Yang dia rasakan pada setiap proses penulisan secara tidak langsung juga belajar mempertajam insting belajar berbagai sudut pandang.
"Dan juga melatih diri kita untuk disiplin dan konsisten," imbuh dia.
Membuat karya tulis juga, menurut dia, ibarat rekreasi dari padatnya aktivitas yang dia alami. Sebab, dalam proses penulisan secara langsung hati dan pikiran akan merasakan perasaan yang lebih tenang dan rileks.
"Selain menulis itu dapat mengasah pola pikir, juga melatih kemampuan diri kita untuk lebih menikmati proses dan meningkatkan daya ingat," pungkasnya.
Vica sudah, minatnya pada dunia tulis menulis muncul sejak dia duduk di bangku SMA, hingga melanjutkan pendidikan ke jurusan Fikom Jurnalistik Universitas Islam Bandung tahun 2008 lalu.
(wip/dir)