Semangat 'Bangli Jengah' untuk Membangun Bangli Berkelanjutan

Semangat 'Bangli Jengah' untuk Membangun Bangli Berkelanjutan

Agus Eka Purna Negara - detikBali
Jumat, 21 Mar 2025 10:37 WIB
Suasana anjungan Penelokan di Kintamani, Bangli, Bali, saat libur tahun baru 2025
Foto: Suasana anjungan Penelokan di Kintamani, Bangli, Bali, saat libur tahun baru 2025. (Agus Eka/detikBali)
Bangli -

Moto 'Bangli Jengah' mencerminkan komitmen Kabupaten Bangli untuk terus maju dengan semangat tinggi, menggapai kesejahteraan masyarakat, dan meningkatkan daya saing daerah. Semangat itu sejalan dengan visi-misi Kabupaten Bangli periode 2025-2030 yakni "Nangun Sat Kerthi Loka Bali Melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana dalam Bali Era Baru di Kabupaten Bangli".

Dalam implementasinya, Pemkab Bangli di bawah kepemimpinan Bupati Sang Nyoman Sedana Arta dan Wakil Bupati I Wayan Diar, melakukan pembangunan fisik maupun nonfisik secara masif dan berkelanjutan.

Sedana Arta menegaskan pemerintah ingin menunjukkan Bangli bukan lagi daerah tertinggal. Namun, kabupaten dengan warganya yang maju, serta sejahtera dan bahagia secara sekala niskala, sesuai prinsip Tri Sakti Bung Karno.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada periode pertama banyak hal yang sudah dilakukan, baik berupa pembangunan fisik, tentu infrastruktur, maupun nonfisik. Secara garis besarnya ada pembangunan tnfrastruktur alam Bangli, bidang budaya, dan pembangunan SDM atau krama Bangli sendiri," tutur Sedana Arta kepada detikBali, Kamis (20/3/2025).

Sedana Arta telah melakukan berbagai pembangunan dalam waktu 2,5 tahun sejak masa kepemimpinannya dimulai pada pertengahan 2021. Berkat usaha tersebut, Sedana Arta dan I Wayan Diar dipercaya masyarakat memimpin Bangli untuk kedua kalinya setelah memenangi Pilbup Bangli 2024.

Pencapaian yang terlihat selama periode pertama meliputi pembangunan RSUD Bangli, alun-alun Kota Bangli, Pasar Singamandawa, IKM Kopi Catur, IKM Bambu Kayuambua, Gedung DPRD, Gedung Bhukti Mukti Bhakti (BMB) di kantor bupati, Gedung Kantor Lurah Kubu, Mal Pelayanan Publik (MPP) Bangli, hingga peningkatan jalan kewenangan kabupaten, jalan desa, hingga jalan lingkungan.

Sedana Arta mengatakan Pemkab Bangli melakukan langkah strategis untuk kawasan Kintamani yang menjadi sentra pariwisata populer. Salah satunya lewat penetapan Perbup RDTR Geopark Batur. Kemudian, penetapan Perda RTRW Kabupaten Bangli. Inovasi lainnya ada sistem pengaduan 24 Jam Bangli Era Baru.

"Untuk pendidikan dan kebutuhan masyarakat, kami telah membangun sejumlah sekolah, sarana air bersih, sanitasi dan bantuan perumahan dan permukiman bagi masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah. Di sisi pelestarian lingkungan, kami sangat fokus dibuktikan dengan rutinnya penuangan eco enzym ke Danau Batur dalam rangka peningkatan kualitas air danau," beber mantan anggota DPRD Bali itu.

Politikus PDIP asal Sulahan, Kecamatan Susut, itu mengakui Pemkab Bangli komitmen melakukan pelestarian adat, seni, tradisi dan keagamaan Budaya Bali. Inovasi lain adalah program peningkatan SDM krama Bangli berupa bantuan atau beasiswa untuk masyarakat miskin di tingkat SD dan SMP.

Menurut Sedana Arta, kunci utama pembangunan infrastruktur bisa dilakukan dalam waktu yang singkat adalah kolaborasi solid dan manajemen tim yang efektif. Baginya, membangun infrastruktur tidak hanya tentang fisik bangunan, tetapi juga membangun kerja sama yang kuat dan budaya kerja yang saling mendukung di seluruh lapisan pemerintahan dan masyarakat.

"Di hari pertama saya dilantik, saya mengajak seluruh lapisan masyarakat dan pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bangli untuk bersama, bahu-membahu bekerja sebagai satu kesatuan tim. Dengan semangat tim yang solid, kami dapat mengejar ketertinggalan dan mewujudkan pembangunan yang lebih baik," tegas ayah dua putra itu.

Menurut Sedana Arta, membangun infrastruktur sangat penting dalam pembangunan suatu daerah, karena infrastruktur yang baik dapat menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi dan sosial. Selain itu, dia berujar, infrastruktur yang memadai juga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan menyediakan akses yang lebih baik ke layanan kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan.

Sedana Arta juga menyadari pentingnya membangun dan mengembangkan pariwisata Bangli. Sebab, satu-satunya wilayah yang tidak memiliki pantai itu masih mampu menggali potensi yang dimiliki untuk menaikkan perekonomian wilayah. Bahkan, ikut serta bersaing dalam pengembangan destinasi pariwisata.

"Kami juga menguatkan kolaborasi antara pariwisata dan sektor pertanian atau agrowisata. Berdasarkan data bahwa hampir 30 persen ekonomi Bangli berasal dari sektor pertanian. Pengembangan agrowisata dapat memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan ekonomi Bangli," sambung Sedana Arta.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bangli I Wayan Sugiarta menambahkan salah satu aspek kunci dari pengembangan infrastruktur pariwisata ini adalah aksesibilitas. Selain itu, kualitas akomodasi yang ditawarkan di sekitar destinasi wisata juga tidak kalah penting.

Salah satu wilayah yang berkembang adalah Kintamani. Menurut Sugiarta, ada berbagai status yang membatasi pengembangan Kintamani agar kelestarian alam dan budayanya tetap terjaga. Dia menjelaskan Kintamani ditetapkan sebagai kawasan strategis pariwisata daerah khusus dengan berbagai batasan, termasuk telah ditetapkan sebagai Geopark UNESCO.

"Strategi dalam pengembangan daya tarik wisata di Kabupaten Bangli disesuaikan dengan berbagai aturan, mulai dari Perda Bangli Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Geologi Kawasan Geopark Batur, hingga Perda tentang RTRW Kabupaten Bangli. Karena itu, polanya tidak bertentangan dengan adat istiadat atau budaya masyarakat, pembangunan fisik harus bisa meningkatkan kualitas lingkungan desa, memperhatikan unsur kelokalan dan keaslian memberdayakan warga lokal dan daya dukung lingkungan," beber Sugiarta.




(hsa/gsp)

Hide Ads