Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan komitmennya dalam melestarikan budaya Bali selama masa kepemimpinannya. Menurutnya, budaya merupakan pilar utama kehidupan masyarakat Bali, mencakup aspek keagamaan, adat istiadat, seni, dan kearifan lokal.
"Saya sangat menyadari dan memahami bahwa kekuatan Bali ini ada pada kebudayaan yang mengandung berbagai unsur, ada adat, tradisi, seni, dan kearifan lokal yang dalam beberapa aspek menjadi penopang kehidupan keagamaan," kata Koster dalam wawancara eksklusif bersama Pimpinan Redaksi detikcom, Alfito Deannova Ginting, di Rumah Jabatan Gubernur Bali Jayasabha, Senin (10/3/2025).
Koster menekankan setiap upacara di Bali tidak hanya mengandung unsur agama, tetapi juga adat, tradisi, dan seni yang dikemas secara rapi. Budaya Bali tetap lestari melalui peran aktif para seniman di sanggar dan pelajar yang tergabung dalam unit kesenian di sekolah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Budaya itu kekuatan dan menjadi modal utama kehidupan masyarakat Bali. Untuk kehidupan di Bali ini ada tiga aspek utama, yaitu alam, manusia, dan budaya," ujarnya.
Koster menjelaskan ketiga aspek tersebut harus dibangun secara harmonis. Aspek alam harus dijaga keasriannya, sementara kebutuhan manusia harus dipenuhi agar masyarakat dapat hidup berkualitas dan berkelanjutan.
"Dari semua aspek ini, budaya memiliki peran terdepan yang masuk ke dalam setiap sektor kehidupan. Orang Bali sangat akrab dengan gamelan dan kesusastraan sebagai bagian dari keseharian mereka," jelasnya.
Pembangunan Infrastruktur dan Ekonomi
Selain menjaga kelestarian budaya, Koster juga berkomitmen membangun infrastruktur di Bali. Pada periode pertama kepemimpinannya, pembangunan dilakukan secara terarah di setiap kabupaten/kota.
"Begitu juga ekonominya, begitu juga pariwisatanya. Secara umum, pembangunan disesuaikan dengan karakteristik masyarakat lokal di masing-masing kabupaten/kota se-Bali, jadi tidak semua seperti di Badung," tuturnya.
Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali
Pada periode pertamanya menjabat sebagai Gubernur Bali, Koster mengusung visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Visi ini berakar dari nilai-nilai kearifan lokal yang bertujuan menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya.
Tujuan utama visi tersebut adalah mewujudkan kehidupan yang sejahtera, bahagia, serta harmonis baik secara niskala maupun skala bagi masyarakat Bali.
Koster juga mengadopsi prinsip Presiden pertama Indonesia, Soekarno, dalam membangun Bali dengan konsep berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. Pembangunan dilakukan secara terpola, menyeluruh, terencana, dan terintegrasi dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila 1 Juni 1945.
"Jadi visi ini sebenarnya mencakup aspek religius, budaya, ideologi, dan nasionalisme, sehingga menjadi sebuah konsep yang lengkap," pungkasnya.
Apa saja yang disampaikan Koster kepada detikcom? Simak di video berikut!
(dpw/dpw)