Irjen Daniel Adityajaya punya karier panjang sebelum menjabat Kapolda Bali. Sebagai polisi, Daniel pernah ditugaskan sebagai pasukan perdamaian di Kontingen Garuda ke-14 di Bosnia Herzegovina.
"Saya dapat penugasan ke luar negeri. Di Bosnia Herzegovina. Sebagai pasukan perdamaian," kata Daniel saat wawancara eksklusif dengan Pemimpin Redaksi detikcom, Alfito Deannova Ginting, di Mapolda Bali, Kamis (20/2/2025).
Daniel tergabung dalam Kontingen Garuda ke-14. Dia bertugas sebagai anggota pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) selama 13 bulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah tugasnya sebagai pasukan perdamaian diselesaikan, Daniel kembali ke Indonesia. Dia lalu melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) angkatan tahun 2000.
"Bergabung dengan pasukan perdamaian PBB. Setelah itu, saya mendapat kesempatan sekolah di PTIK dari tahun 2000," kata Daniel.
Daniel sejatinya bukan kali pertama bertugas di Bali sebagai polisi. Dia pernah berdinas di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 1992 dan di Bali pada 1995 hingga 1997.
Saat itu, Polda Bali masih bernama Polda Nusra yang meliputi empat provinsi, yakni Bali, Nusa Tenggara Barat, NTT, dan Timor Timur.
Saat berdinas di Bali pada 1995, Daniel pernah menjabat sebagai Kapolsek Sukawati, di Kabupaten Gianyar. Lalu, jabatan sebagai Kasubag Binops Ditreserse Tipidter Polda Bali juga pernah diembannya.
"Saya dua tahun di Bali. Jadi, Bali sendiri sebetulnya sudah tidak asing, walaupun cuma sekitar dua tahunan," kata lulusan Akademi Polisi angkatan 1991 itu.
Modal dinas dua tahun di Bali itu dimanfaatkan Daniel untuk mengenal karakteristik wilayah hukumnya. Mulai dari adat istiadatnya, masyarakatnya, dan tak lupa soal dunia pariwisata di Bali.
Karenanya, alumnus PTIK angkatan 2000 itu cukup mengetahui situasi saat kembali ditugaskan jadi polisi di Bali. Meski, dirinya sempat bertugas di Polda Kalimantan Utara, Sespim Mabes Polri, dan Pati Bareskrim Polri (Dalam Rangka Penugasan Luar Struktur) sebagai Direktur Pencegahan dan Penanganan Konflik Pertanahan Kementerian ATR/BPN, sebelum akhirnya kembali berdinas di Bali.
"Jadi, saya tidak mengulang dari nol. Saya melanjutkan apa yang sudah pernah saya alami sebelumnya," tandas pria kelahiran Surakarta, Jawa Tengah, itu.
(hsa/hsa)