Perdana! RSUD Buleleng Lakukan Prosedur DINB

Perdana! RSUD Buleleng Lakukan Prosedur DINB

Made Wijaya Kusuma - detikBali
Jumat, 18 Okt 2024 12:51 WIB
Prosedur Diagnosis Intervensi Non Bedah (DINB) di RSUD Buleleng.
Prosedur Diagnosis Intervensi Non Bedah (DINB) di RSUD Buleleng. (Foto: dok. Pemkab Buleleng)
Buleleng -

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buleleng secara perdana melaksanakan tindakan Diagnostik Intervensi Non Bedah (DINB) Cardio, Jumat (18/10/2024). Layanan inovatif ini hadir sebagai langkah dalam memperkuat fasilitas kesehatan di wilayah Bali Utara, khususnya dalam menangani pasien dengan gangguan jantung.

Direktur RSUD Buleleng, Arya Nugraha, mengungkapkan bahwa DINB menjadi solusi bagi pasien-pasien yang membutuhkan intervensi koroner, yang sebelumnya harus dirujuk ke Denpasar akibat keterbatasan fasilitas di Buleleng. Sepanjang tahun 2024, RSUD Buleleng telah menangani 8 pasien rawat inap dan 16 pasien rawat jalan yang memerlukan tindakan tersebut.

"Dengan adanya layanan ini, kami mampu mengurangi rujukan ke Denpasar dan memberikan akses yang lebih cepat serta dekat kepada masyarakat yang membutuhkan," ujar Arya, Jumat (18/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arya menerangkan tindakan perdana ini menjadi bagian penting bagi RSUD Buleleng. Dengan adanya fasilitas Cath Lab yang baru, pasien serangan jantung kini dapat ditangani dengan lebih optimal, bahkan sejajar dengan standar internasional.

Pihaknya juga menekankan pentingnya dukungan BPJS dalam mempercepat proses pembiayaan layanan kesehatan jantung ini.

ADVERTISEMENT

"Jika BPJS segera menyetujui pembiayaan layanan ini, tentunya kualitas pelayanan akan semakin baik dan mampu mengurangi beban pembiayaan yang ditanggung masyarakat maupun negara. Dengan peralatan yang sudah ada, pelayanan kepada masyarakat Buleleng dan Bali Utara bisa lebih optimal," tambahnya.

Ketua Tim Proctorship RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Doni Firman, mengatakan keberadaan layanan ini sangat penting, mengingat serangan jantung berat di Indonesia mencapai 33.000 kasus per tahun dengan angka kematian 10%.

"Dengan fasilitas yang sudah tersedia di Buleleng, kita dapat memberikan penanganan yang sama cepat dan berkualitas seperti di Jakarta atau kota besar lainnya. Intervensi segera setelah serangan jantung sangat krusial, terutama dalam 3 jam pertama, atau yang disebut 'golden hour'," jelasnya.

Layanan ini diharapkan dapat mengurangi angka kematian akibat serangan jantung di wilayah Bali Utara. Diharapkan, dengan fasilitas yang memadai dan dukungan BPJS Kesehatan, RSUD Buleleng dapat mencapai target penurunan angka kematian menjadi 7% pada tahun mendatang.




(dpw/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads