Perjuangan Aipda Nukrah Cerdaskan Anak-anak di Pulau 3T Bima

Perjuangan Aipda Nukrah Cerdaskan Anak-anak di Pulau 3T Bima

Rafiin - detikBali
Minggu, 03 Mar 2024 19:22 WIB
Aipda Nukrah, menjalankan program literasi bagi anak-anak di desa Binaan, Desa Bajo Pulo Kecamatan Sape Kabupaten Bima, NTB yang masuk wilayah 3T. (Istimewa)
Foto: Aipda Nukrah, menjalankan program literasi bagi anak-anak di desa Binaan, Desa Bajo Pulo Kecamatan Sape Kabupaten Bima, NTB yang masuk wilayah 3T. (Istimewa)
Bima -

Aipda Nukrah, punya kisah yang inspiratif yang patut ditiru. Anggota Polsek Sape, Polres Bima Kota, Nusa Tenggara Barat (NTB), ini rela membagi waktu sebagai Bhabinkamtibmas dan menyisihkan uang pribadinya demi mencerdaskan anak-anak di pulau 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) Bima, tepatnya di Bajo Pulo, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima.

Perlu diketahui 3T adalah wilayah di Indonesia yang memiliki kondisi geografis, sosial, ekonomi, dan budaya yang kurang berkembang dengan daerah lain dalam skala nasional.

Polisi berusia 43 tahun ini membagi waktunya dengan menjalankan program literasi (baca tulis) bagi anak-anak. Program itu dilakukannya sejak pertengahan 2022, tepatnya dua tahun setelah ditugaskan sebagai Bhabinkamtibmas Desa Bajo Pulau sejak April tahun 2020.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Program atau kegiatan literasi yang dijalankan hampir dua tahun kerja sama dengan rumah baca Salahudin Al Ayubi Sape Di Dusun Pasir Putih Desa Bajo Pulo," kata Nukrah kepada detikBali, Minggu (3/3/2024).

Nukrah sendiri berdomisili di Desa Bugis, Kecamatan Sape. Jarak tempuh tempat tinggalnya dengan desa binaan yang juga menjadi lokasi kegiatan literasi tidaklah jauh. Namun harus menyeberang laut dengan menggunakan perahu nelayan.

ADVERTISEMENT

"Jaraknya sekitar 20 menit dari rumah. Tapi harus nyebrang laut pakai perahu," ujarnya.

Selain bisa mengatur waktu sebagai Bhabinkamtibmas dan pejuang literasi, Nukrah juga mengeluarkan biaya dari saku sendiri untuk membeli keperluan anak-anak, seperti buku tulis, pulpen, dan hadiah-hadiah kecil.

"Untuk memotivasi dan menyemangati minat baca dan tulis (belajar) anak-anak, kami pakai biaya sendiri. Untuk besaran atau jumlah biaya yang dikeluarkan tak perlu di-publish, biar jadi amal kami saja," ujarnya.

Bagi polisi yang memiliki tiga orang anak ini, tindakan yang dilakukannya itu bagian dari tugasnya sebagai pengayom, pelayan, dan pelindung masyarakat. Bahkan lebih dari sekadar tugas sebagai polisi, ia melihat menjadi seorang Bhabinkamtibmas juga berarti menjadi bagian dari masyarakat.

"Serta membantu dalam membangun fondasi pendidikan yang kuat bagi anak-anak," ujarnya.

Aipda Nukrah, menjalankan program literasi bagi anak-anak di desa Binaan, Desa Bajo Pulo Kecamatan Sape Kabupaten Bima, NTB yang masuk wilayah 3T. (Istimewa)Aipda Nukrah, menjalankan program literasi bagi anak-anak di desa Binaan, Desa Bajo Pulo Kecamatan Sape Kabupaten Bima, NTB yang masuk wilayah 3T. (Istimewa) Foto: Aipda Nukrah, menjalankan program literasi bagi anak-anak di desa Binaan, Desa Bajo Pulo Kecamatan Sape Kabupaten Bima, NTB yang masuk wilayah 3T. (Istimewa)

Menurutnya, anak-anak adalah calon penerus generasi bangsa. Untuk mewujudkan masa depan bangsa yang maju, anak-anak harus dididik dengan baik agar menjadi generasi yang cerdas dan berkualitas kedepannya.

"Mereka adalah penerus peradaban kita, dan kita harus memastikan bahwa mereka lebih cerdas dari kita," kata Aipda Nukrah.

Bagi dia, langkah yang dilakukannya itu berkat dukungan dari keluarga, seperti istri dan ketiga anaknya. Tanpa terkecuali Kapolres Bima Kota AKBP Yudha Pranata, yang terus memberikan arahan dan bimbingan agar bisa memberikan manfaat bagi masyarakat binaan.

"Seperti komitmen Polri, kami ingin memberikan contoh yang nyata sebagai mitra pembangunan, terutama di sektor pendidikan. Yang merupakan salah satu pondasi utama dalam membangun masa depan bangsa yang maju," pungkasnya.




(nor/nor)

Hide Ads