
Seiris (Cerita) Tempe
Tempe raib akibat harga kedelai global melambung. Barisan perajin tempe kelimpungan dan memilih mogok produksi.
Tempe raib akibat harga kedelai global melambung. Barisan perajin tempe kelimpungan dan memilih mogok produksi.
Importir kedelai yang tergabung dalam Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) sepakat menurunkan harga jual kedelai menjadi Rp 8.500 per kilogram (Kg).
Tahu dan tempe sempat hilang dari pasaran karena produsen mogok dengan alasan kedelai mahal. Akhirnya impor kedelai sepakat menurunkan harga.
Lenyap di pasaran selama 3 hari, tahu dan tempe mulai kemarin tersedia di pasaran. Harganya naik Rp 1.000 setiap potongnya.
Kini, tahu dan tempe sudah kembali lagi dijual tukang gorengan. Salah satunya tukang gorengan di kawasan Stasiun Gondangdia, Jakarta Pusat yang bernama Sutara.
"Ada kenaikan Rp 1.000/potong," ungkap seorang pedagang tahu dan tempe di Pasar Gondangdia, Slamet Riadi.
Tahu dan tempe hilang di pasaran selama tiga hari, sejak tanggal 1-3 Januari 2020. Kini, tahu dan tempe sudah tersedia lagi di pasar tapi harganya naik 10-20%.
Beberapa hari ini penjual tahu dan tempe berhenti jualan karena tak ada pasokan dari perajin. Perajin memutuskan mogok massal berproduksi.