
Dampak Negatif Permukiman Padat di Ibu Kota, Warganya Gampang Stres
Permukiman padat berisi rumah tidak layak huni menjadi momok di Jakarta. Kondisi ini menciptakan lingkungan tidak sehat bagi penghuninya.
Permukiman padat berisi rumah tidak layak huni menjadi momok di Jakarta. Kondisi ini menciptakan lingkungan tidak sehat bagi penghuninya.
Masih banyak warga yang tinggal di rumah tak layak huni. Seperti Nenek Hasna (62, tinggal di rumah dua tingkat berukuran 2x3 meter bersama 12 orang.
Ada permukiman padat penduduk di Jakarta Pusat yang kondisinya sangat memprihatinkan. Salah satu warga, Nenek Hasna tinggal bersama 12 orang.
Ada permukiman padat di tengah kota metropolitan Jakarta Pusat. Banyak rumah dalam keadaan tidak layak huni karena berukuran kecil, bahkan tidak ada WC.
Nenek Hasna tinggal di rumah kecil 2x3 meter selama 20 tahun. Rumah itu dulu dibelinya seharga Rp 1 juta saja.
Nenek Hasna tinggal di rumah 2x3 meter di Jakarta Pusat bersama 12 anggota keluarga. Rumah sempit ini tidak memiliki dapur dan ada kamar mandi tanpa WC.
Nenek Hasna tinggal di rumah sempit 2x3 meter bersama 12 anggota keluarga. Ia mengeluh sempit dan pusing tinggal dalam kondisi seperti ini.
Ada sebuah permukiman padat penduduk di tengah Jakarta Pusat. Sejumlah warga terpaksa tinggal di rumah yang sempit bersama banyak anggota keluarga.
Sebuah rumah di gang sempit Cipulir, Jakarta Selatan terdiri dari dua bangunan di atas lahan 70 meter persegi. Begini cara arsitek maksimalkan ruang sempit.
Rumah ikonik di Gang Cipulir, Jakarta Selatan dibangun secara bertahap dengan biaya tidak sampai setengah miliar rupaih. Segini rincian biaya pembangunannya.