
Hore! Pengusaha Bus Senang Pemudik Mulai Ramai: Pertama Setelah 3 Tahun
Pengusaha bus semringah dengan suasana mudik yang mulai normal setelah tiga tahun badai pandemi COVID-19.
Pengusaha bus semringah dengan suasana mudik yang mulai normal setelah tiga tahun badai pandemi COVID-19.
Kebijakan pemerintah mewajibkan hasil tes PCR atau antigen bagi perjalanan darat dengan batas jarak 250 kilometer dari dan ke Jawa-Bali ditolak pengusaha bus.
Pengusaha bus di Yogyakarta semakin terdesak dengan kondisi pandemi tak berkesudahan. Selain bisnis yang terjun bebas, mereka sampai harus menjual aset. Duh!
"Jauh dari pulih. Pengusaha angkutan semuanya ini sekarang lagi 'sakit',"
Angkutan travel gelap merajalela menjelang larangan mudik 6-17 Mei 2021. Kehadiran travel gelap ini lantas membawa imbas tersendiri bagi para bus-bus berizin.
Larangan mudik menjadi kabar buruk buat operator bus. Begini ceritanya.
Transportasi merupakan sektor yang mengalami hantaman cukup besar akibat pandemi COVID-19. Salah satu yang paling parah terkena dampaknya adalah pengusaha bus.
Ketua Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan menyebut okupansi rata-rata bus AKAP saja paling tinggi hanya 30%. Ini sebabnya.
Pengusaha bus pariwisata pun putar otak membuat bisnisnya tetap berjalan.
Apabila dihitung dari kapasitas penuh bus sebesar 36 orang, jumlah penumpangnya cuma 10 orang. Tak jarang okupansinya juga lebih sedikit dari itu.