
COVID-19 DKI Naik Gara-gara Kemasukan BA.4 dan BA.5? Tunggu Dulu, Ini Datanya
Kasus COVID-19 di DKI Jakarta mengalami peningkatan, berbarengan dengan kabar temuan Omicron BA.4 dan BA.5. Benarkah peningkatan terjadi karena subvarian baru?
Kasus COVID-19 di DKI Jakarta mengalami peningkatan, berbarengan dengan kabar temuan Omicron BA.4 dan BA.5. Benarkah peningkatan terjadi karena subvarian baru?
Indonesia telah mendeteksi total delapan kasus Omicron BA.4 dan BA.5 yang tersebar di Bali dan DKI Jakarta. Berikut deretan fakta-fakta terbarunya.
Sebanyak delapan kasus Omicron BA.4 dan BA.5 telah terdeteksi di Bali dan Jakarta. Lantas, apa saja gejala yang paling sering dikeluhkan?
Kasus subvarian Omicron baru BA.4 dan BA.5 totalnya kini mencapai 8 kasus. Ada satu pasien yang mengalami gejala sedang sesak napas, diketahui belum booster.
Ahli epidemiologi Dicky Budiman menjelaskan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 memiliki mutasi yang sama dengan varian Delta, sehingga mudah menginfeksi.
Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 dilaporkan pertama kali dari Afrika Selatan di awal tahun ini. Ada beberapa gejala yang umum dialami oleh penderita.
Indonesia melaporkan empat kasus pertama subvarian Omicron baru yakni BA.4 dan BA.5. Waspadai gejala dan tanda-tandanya saat terpapar.
Epidemiolog Dicky Budiman menjelaskan tentang subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 di sejumlah wilayah.
Kementerian Kesehatan RI mengkonfirmasi adanya empat pasien yang terpapar subvarian Omicron baru BA.4 dan BA.5. Berikut kronologi lengkapnya.
Indonesia sudah melaporkan empat kasus subvarian Omicron baru yakni BA.4 dan BA.5. Bagaimana gejala pasien yang terinfeksi varian baru Omicron?