
Tren Klakson Telolet: Ramai Setelah Pandemi, Dipopulerkan Bus Pariwisata
Klakson telolet kembali jadi perbincangan di jagat transportasi bus Indonesia. Tren klakson telolet mulai merebak sejak pasca pandemi Covid-19.
Klakson telolet kembali jadi perbincangan di jagat transportasi bus Indonesia. Tren klakson telolet mulai merebak sejak pasca pandemi Covid-19.
Ketua Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan menilai fenomena klakson telolet semakin mengkhawatirkan.
Ada kepuasan ketika permintaan anak-anak itu dipenuhi pengemudi bus. Tapi di sisi lain, kebiasaan ini bisa berujung petaka, bahkan hingga merenggut nyawa.
Bocah berusia lima tahun di Banten tertabrak saat berlari di samping bus meminta pengemudi membunyikan klakson 'telolet'. Ini pelajaran yang bisa diambil.
Penggunaan klakson telolet di bus ini dilarang di Tangerang. Apa alasannya?
Fenomena klakson bus 'om telolet om' digandrungi bocah. Tapi berbeda dengan bocah pemburu lain, bocah di Lembang mengkolaborasikan klakson dengan pianika.
Tren berburu 'om telolet om' belakangan sedang kembali ramai. Namun kerrap mengabaikan sisi keselamatan lantaran berburu telolet basuri sampai ke tepi jalan tol
Fenomena 'om telolet om' kembali menjamur lagi. Terkait hal itu, sopir bus bilang begini.
Aksi bocah-bocah di Kota Cimahi yang berburu 'om telolet om' dari bus yang sedang mengaspal hingga ke tepi jalan tol belakangan viral di media sosial.
Bocah-bocah di Kota Cimahi tengah keranjingan berburu 'om telolet om' yang belakangan sedang kembali ramai. Aksi mereka dinilai membahayakan.