
Bias-Bias Standar Garis Kemiskinan
Garis kemiskinan seharusnya bukan alat untuk menutupi kekurangan, tapi justru menjadi cermin jujur atas kondisi bangsa
Garis kemiskinan seharusnya bukan alat untuk menutupi kekurangan, tapi justru menjadi cermin jujur atas kondisi bangsa
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penduduk miskin di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), menurun dari 11, 77% pada 2023 menjadi 11,25% pada 2024.
Indikator kemiskinan di Indonesia yang menetapkan pengeluaran Rp 20.000/hari masuk kategori miskin dinilai perlu diubah.
Pengeluaran utama orang miskin baik di perkotaan maupun perdesaan umumnya hampir sama yakni paling banyak untuk beras, rokok kretek filter, serta telur ayam.
Artikel membahas perbedaan perhitungan angka kemiskinan antara BPS dan Bank Dunia.
BPS melaporkan kemiskinan ekstrem Indonesia turun menjadi 0,85% pada Maret 2025.
BPS menggunakan pendekatan kebutuhan dasar, sementara Bank Dunia menggunakan PPP.
Angka kemiskinan di Indonesia turun menjadi 23,85 juta orang. Namun, ekonom menilai standar garis kemiskinan terlalu rendah dan perlu diperbarui.
BPS Aceh melaporkan penurunan jumlah penduduk miskin sebanyak 14,3 ribu orang, meski Aceh masih menjadi provinsi termiskin di Sumatera.
Coba bayangkan hidup dengan pengeluaran cuma Rp 20.305 per hari. Bisa? Kalau bisa, selamat! Menurut data BPS, itu artinya termasuk kategori miskin.