
China Tepis Laporan Media soal ABK WNI Diperbudak di Kapal Long Xing
Kabar mengenai perbudakan ABK WNI di kapal China mendapat simpati pihak-pihak lintas negara. RRC menepis laporan sejumlah media massa mengenai isu itu.
Kabar mengenai perbudakan ABK WNI di kapal China mendapat simpati pihak-pihak lintas negara. RRC menepis laporan sejumlah media massa mengenai isu itu.
Keluarga mendiang Efendi, salah satu WNI ABK di Kapal Long Xing 629, bercerita wajah Efendi membengkak saat terakhir kali mereka berkomunikasi lewat video call.
Jenazah salah satu ABK Long Xing 629 yang wafat, Efendi Pasaribu, telah sampai di kampung halamannya di Tapteng. Jenazah juga sudah dimakamkan.
"ABK sering diberi makanan berupa umpan ikan yang berbau sehingga mereka mengalami gatal dan keracunan makanan," kata DNT Lawyers.
Gejala penyakit misterius yang mereka alami: badan membengkak, sakit di dada, dan sesak napas. Tiga ABK WNI meninggal di tengah laut, 1 ABK meninggal di Busan.
"Komunikasi antara Kemlu dengan Dubes RRT di Jakarta akan ditindaklanjuti oleh Dubes RI di Beijing," kata juru bicara Kemlu Teuku Faizasyah.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi memastikan kepulangan 14 ABK Long Xing 629 China. Keempatbelas ABK WNI ini sudah berada di Bandara Incheon, Korea Selatan.
Kabar pelarungan jenazah ABK WNI dari kapal pencari ikan China bergema. Namun ini bukan soal pelarungan saja, namun ada jejak eksploitasi manusia di baliknya.
"Sebagai langkah awal, LPSK akan turut serta menjemput sejumlah ABK yang pulang ke Indonesia, besok, Jumat, (8/5) ke bandara," kata Ketua LPSK Hasto Atmojo.
SBMI melihat persoalan perbudakan ABK WNI di luar negeri bukan hanya terjadi kali ini. RI perlu meratifikasi Konvensi ILO tentang pekerjaan penangkapan ikan.