
Sumsel Kembali Bikin Hujan Buatan Antisipasi Puncak Kemarau-Basahi Gambut
Operasi modifikasi cuaca di Sumatera Selatan dilakukan untuk menciptakan hujan buatan menjelang musim kemarau. Target utama adalah lahan gambut.
Operasi modifikasi cuaca di Sumatera Selatan dilakukan untuk menciptakan hujan buatan menjelang musim kemarau. Target utama adalah lahan gambut.
Kebakaran hutan dan lahan terjadi di kawasan Danau Toba. BMKG melakukan hujan buatan pada 26-31 Juli 2025 untuk memadamkan api.
BMKG melakukan hujan buatan untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan Danau Toba. Hujan buatan dilakukan mulai 26-31 Juli 2025.
Kebakaran hutan meluas di 16 nagari, Lima Puluh Kota. Pemkab minta BMKG lakukan hujan buatan untuk padamkan api. Tanggap darurat ditetapkan hingga 30 Juli.
Total selama 6 hari pelaksanaan OMC menghabiskan bahan semai sebanyak 6,4 ton garam (NaCl).
BPBD Sumsel ajukan perpanjangan OMC untuk antisipasi puncak kemarau. Hujan di Palembang mungkin hasil OMC. Apel kesiapsiagaan dijadwalkan 29 Juli.
Ada sebanyak 12 ton garam yang nantinya akan disebarkan di langit Jambi untuk memicu hujan buatan.
Penyemaian awan atau hujan buatan dilakukan untuk menambah curah hujan. Penyemaian awan merupakan bagian dari Operasi Modifikasi Cuaca (OMC).
OMC di Sumsel menggunakan pesawat Casa-212 Reg A-2104. Pesawat itu akan menaburkan garam di awan-awan yang memiliki potensi hujan.
Teknologi modifikasi cuaca (TMC) dalam bentuk hujan buatan kerap digunakan. Apa tujuannya dan bagaimana prosesnya?